Terhalang Biaya, Usai Melahirkan di RS Warga Serang Tak Bisa Pulang
0 menit baca
Bantenekspose.com - Nasib naas menimpa Jumriah (44) warga Kesampangan RT. 06 RW 04, Desa Gelam, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang. Karena kekurangan biaya setelah melahirkan, ia dan bayi kembarnya tidak bisa pulang. Sebab masih menunggak biaya persalinan sebesar Rp.14,6 juta, di Rumah Sakit Ibunda.
"Saya sudah lima hari berada di Rumah Sakit, saya tidak bisa pulang bersama dengan bayi kembar saya, karena saya tidak bisa melunasi biaya persalinan sebesar Rp.14,6 juta," kata Jumriah, Sabtu, (16/1/2021) malam.
Jumriah mengaku, dari tunggakan sebesar Rp17,6 juta pihaknya sudah mengangsur sebesar Rp 3 juta. Namun karena saat ini sudah tidak memegang uang lagi, akhirnya pihak rumah sakit menahan, dan terpaksa harus menginap kembali di Rumah Sakit tersebut.
"Pihak Rumah Sakit sudah memperbolehkan pulang, tapi karena saya tidak mempunyai uang untuk melunasi biaya persalinan niat untuk pulang itu gagal," ungkapnya.
Lanjut Jumriah, keadaan sang suami saat ini tidak bekerja, terlebih BPJS Kesehatan PBI yang diberikan oleh Pemerintah kini sudah tidak aktif. Hal ini tentunya membuat ia dan suami menjadi pusing karena tidak ada biaya untuk biaya persalinan.
"Suami saya semenjak pandemi covid - 19, kadang kerja kadang tidak, ditambah BPJS Kesehatan PBI yang diberikan oleh pemerintah sudah tidak aktif, saya bingung harus berbuat apa untuk melunaskan biaya persalinan ini,"isak Jumriah.
Ditempat yang sama Jumadi (18), putra sulung dari Jumriah mengaku sudah berupaya melakukan mediasi ke pihak Rumah Sakit. Namun upaya itu tidak ada titik temu karena pihak rumah sakit meminta agar melunasi biaya persalinan itu.
"Saya tidak tega melihat ibu saya, sehingga saya mendatangi pihak manajemen rumah sakit untuk mencari solusi, tapi mediasi tersebut buntu karena rumah sakit tetap mengharuskan untuk tetap melunasi biaya itu atau memberikan jaminan kepadanya berupa surat kendaraan dan unitnya," ucapnya.
"Saya jadi bingung mas, sebab kalau motor itu jadi jaminan saya nanti bekerja pakai apa, karena motor itu satu - satunya kendaraan untuk mengais rejeki buat saya," imbuh Jumadi.
Untuk itu dia berharap, pihak rumah sakit tergugah hatinya dan segera memperbolehkan orang tuanya pulang dengan jaminan STNK.
"Jaminannya STNK saja jangan unitnya, karena kalau unitnya sebagai jaminan saya tidak bisa mencari uang untuk membayar tunggakan itu," katanya.
Sementara saat dikonfirmasi wartawan, pihak RS Ibunda mengatakan bahwa sepengetahuannya belum bisa bayar.
"Wa'alaikum salam setahu saya belum bisa bayar, nanti pada jam kerja, saya lagi ada pengajian" jelasnya. (sb/es'em)