Viral Perempuan Korban KDRT di Lebak, DP3AKB Banten: Kita Sudah Tangani
Bantenekspose.com - Beredar kabar seorang perempuan berinisial MM (50) di Kabupaten Lebak, menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Ia diberitakan dibeberapa portal media online, mengalami kekerasan digergaji oleh sang pelaku yang tak lain adalah suaminya sendiri.
Kekerasan itu dipicu lantaran sang suami kesal, setelah MM menolak ketika diajak mandi bareng saat bulan ramadhan. Dihimpun dari beberapa media yang memberitakan, korban memang sering mendapatkan perlakuan yang tidak mengenakan dari pria yang merupakan suami keduanya itu.
Menanggapi pemberitaan tersebut, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Kependudukan dan Keluarga Berencana (DP3AKKB) Provinsi Banten, Sitti Maani Nina angkat bicara.
Nina mengatakan, kasus itu sebenarnya sudah terjadi sekitar satu bulan yang lalu. Bahkan kasus itu juga sudah ditangani, didampingi dan diselesaikan. Upaya itu merupakan hasil kerjasama dengan pihak dinas terkait di Kabupaten Lebak. Selain itu sang pelaku juga sudah dilaporkan kepada pihak berwajib, dan diamankan.
"Kronologis suami gergaji wajah istri karena ditolak mandi bareng Itu terlalu menyudutkan, khususnya untuk perempuannya," katanya saat ditemui BantenEkspose.com di ruang kerjanya, di Kantor DP3AKKB Banten, KP3B, Curug, Kota Serang, Senin (24/5/2021).
Nina menjelaskan, hasil penelusuran, memang disana terjadi kekerasan dalam rumah tangga yang dialami MM, namun bukan digergaji.
"Memang disana terjadi kasus kekerasan sampai ke fisik. Sudah visum itu bukti kalau dia sudah dipukul. Kalau dipukul pakai gergaji kan beda kesannya, horor kalau sampai di gergaji. Dipukul kaya gergaji hasilnya sobek. Nah sekarang sudah sebulan yang lalu baru viral sekarang ini," imbuhnya.
Nina mengaku, dirinya ada ketidaksepakatan jika dalam framing pemberitaan itu sampai digergaji, sebab dipukul dan digergaji itu berbeda. Terlebih kata Nina, dalam penanganan kasus KDRT agar dapat maksimal, bukan hanya sisi perlindungan secara fisik. Namun tekanan psikologis yang dialami korban harus juga diperhatikan. (es'em)
