Harga Kedelai Melambung, Kopti Kota Serang Minta Disperindag Banten Cari Solusi
0 menit baca
BantenEkspose.com - Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Kopti) Kota Serang meminta Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Banten, untuk mencari solusi kaitan melambungnya harga kedelai di pasaran.
Mereka berharap Disperindag dapat menjembatani keluhan para pengrajin tahu tempe di Kabupaten/Kota di Provinsi Banten kepada pemerintah pusat. Karena dampak dari naiknya harga bahan baku, para produsen mengalami kendala produksi.
Ketua Kopti Kota Serang, Redi Kurniadi mengatakan, kenaikan harga yang cukup signifikan, mengharuskan para pengraji tahu dan tempe tidak lagi berorientasi pada keuntungan semata. Melainkan pada persoalan menjaga pasar, dan mempertahankan karyawan agar tidak dirumahkan.
"Menyikapi harga yang lumayan tinggi, sekarang sebetulnya pengrajin ini bukan untuk mencari keuntungan. Tetapi untuk mempertahankan market dan menjaga karyawan agar tidak di-PHK," kata Redi seusai melakukan audiensi, di Kantor Disperindag Provinsi Banten, Selasa (5/1/2021).
Karena itu, Redi meminta agar Disperindag Banten dapat mengajukan bantuan kaitan ketersediaan bahan baku produksi dan stabilitas harga. Sebab, dengan adanya kenaikan harga kedelai, untuk pengrajin di Kota Serang, sejak 30 Desember 2020 - 2 Januari 2021 sempat berhenti produksi.
"Tidak produksi ini memang bukan karena mogok. Namun sedang penyesuaian harga aja, karena harga kedelai di pasaran yang mahal membuat kerugian yang besar kemarin. Selain itu kita juga sembari mensosialisasikan akan ada kenaikan harga, semisal untuk tahu kita naikan Rp 100 per-biji," ungkapnya.
Lebih lanjut kata dia, dari informasi yang diterima, pada saat harga kedelai naik dikisaran Rp 8.500, sekitar 40 produsen tahu tempe di Kabupaten Lebak tutup produksi. Padahal, harga di pasaran saat itu harga kedelai belum mencapai Rp 10.200.
Naik Sejak Oktober 2020
Sementara Kepala Disperindag Provinsi Banten, Babar Suharso tidak menampik, harga kedelai di Provinsi Banten memag mengalami kenaikan yang signifikan.kenaikan terjadi sejak bulan Oktober 2020 - awal Januari 2021.
"Harga kedelai mengalami kenaikan harga sejak Oktober 2020 - Januari 2021. Harganya pelan-pelan naik terus, kenaikan ini sudah melampaui harga acuan yang ditetapkan oleh Kementerian Perdagangan," ucapnya.
Babar menyebut, harga acuan kedelai sebelumnya hanya Rp 6.800 per-kilogram. Namun saat ini, terpantau di pasar yang ada di Banten, rata-rata haraga kedelai berkisar Rp10.200 per-kilogram.
"Ini sangat membebani teman-teman pengrajin tahu tempe di Banten," ucapnya.
Lebih lanjut kata dia, menyikapi persoalan ini pihaknya akan mengajukan subsidi harga kedelai kepada pemerintah pusat. Hal ini dilakulan agar para produsen tetap dapat memproduksi tahu. Sebab bagaimanapun, di masa pandemi saat ini kebutuhan protein sangat dibutuhkan.
"Hari ini segera kita konsep surat dari Kopti Banten untuk permohonan subsidi. Kami akan membantu dan mendukung. Jangan sampai para produsen berhento produksi," ujarnya.
Kata Babar hal ini perlu dilakukan, agar tidak terjadi kenaikan hasil produksi. Karena ketika harga dinaikan maka akan membebani konsumen. (es'em)