Bantenekspose.com - Ade Sunandar (38 tahun) meminta kepada Pemerintah Kabupaten Lebak memecat Khariza Sativa (37 tahun), istrinya, dari st...
Bantenekspose.com - Ade Sunandar (38 tahun) meminta kepada Pemerintah Kabupaten Lebak memecat Khariza Sativa (37 tahun), istrinya, dari status pegawai aparatur sipil negara (ASN) Pemkab Lebak. Khariza adalah seorang bidan desa.
"Bukan hanya si Riza, saya juga meminta Bupati memecat ASN yang kepergok berdua dalam satu kamar tertutup dengan istri saya, namanya si Rohman," ujar Ade kepada bantenekpose.com Selasa (5/12).
Pada Selasa (29/11) pekan kemarin Ade menyatakan telah menemui Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Lebak HM Sukirman untuk melaporkan sekaligus menjelaskan kasus perselingkuhan istrinya dengan rekan sekantornya bernama Rohman.
Khariza dan Rohman sama-sama berdinas di Puskesmas Kolelet, Kecamatan Rangkasbitung. Rohman adalah alumnus akademi keperawatan, sedangkan Khariza alumnus akademi kebidanan.
"Saat masih kuliah, salah satu dosen si Riza itu adalah istri si Rohman. Istrinya yang ngomong ke saya barusan," ujar Ade beberapa menit setelah bertemu istri Rohman yang juga ASN yang bertuhas di RSUD dr. Adjidarmo Pemkab Lebak di Rangkaabitung.
Ade bersikukuh meminta Pemkab Lebak memecat keduanya. Karena hal itu, segera setelah dirinya membuat laporan ke Polresta Tangsel berdasarkan bukti audio-visual berisi tahapan penggerebegan, Ade akan mengirimkan surat permohonan pemecatan Khariza dan Rohman. Surat itu ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan yang ditembuskan kepada Bupati, Ketua DPRD, Kepala BKD, dan Kepala Inspektorat.
"Jika Bupati tidak memecat keduanya, itu keterlaluan. Karena kelakuan mereka mencoreng Pemkab Lebak, mencoreng kehormatan profesi, terlebih kehormatan saya dan keluarga. Perselingkuhan mereka sudah berjalan cukup lama. Informasi tentang mereka sering saya terima. Karena hal itulah kemudian komunikasi dan ruang gerak mereka saya pantau," papar Ade, pegawai di salah satu perusahaan asuransi BUMN.
Kasus perselingkuhan dua pegawai ASN Dinas Kesehatan Pemkab Lebak ini saat ini menjadi pembicaraan hangat di kalangan pegawai Pemkab Lebak. Diawali keberhasilan Ade mengendus keberadaan istrinya yang membuat janji memadu kasih di sebuah hotel di wilayah Serpong. Mereka bertemu dengan memanfaatkan acara wisuda sarjana Khariza di sebuah tempat di wilayah Kota Tangerang Selatan.
Jumat (25/11) malam, Ade bersama sejumlah temannya menuju lokasi, sebuah hotel bintang dua yang berada di pusat bisnis Serpong. Mobil Nissan Grand Livina warna abu-abu metalik, menjadi petunjuk bagi Ade bahwa Rohman telah berada di dalam hotel. Ade berkoordinasi dengan petugas keamanan hotel untuk bisa diperlihatkan hasil rekaman CCTV.
"Di CCTV itu terlihat jelas, si Rohman masuk duluan ke kamar 310, kemudian beberapa menit kemudian istri saya menyusul masuk. Setelah kurang-lebih satu jam mereka berada di dalam kamar, saya ditemani salah seorang petugas satpam mendatangi kamar 310. Satpam yang mengetuk pintu. Rentang hingga tiga menit setelah pintu diketuk, si Rohman membuka pintu. Istri saya sembunyi di kamar mandi hanya menggunakan celana pendek dan singlet," ungkap Ade sembari memperlihatkan rekaman audio-visual tahapan penggerebegan.
Dalam rekaman itu terlihat jelas laksana detektif, Ade merapat ke tembok menghindari jangkauan penglihatan oleh penghuni kamar. Setelah pintu kamar dibuka oleh Rohman, Khariza Ade masuk, lalu mengetuk-ngetuk pintu kamar mandi. Khariza membuka pintu kamar mandi setelah dipaksa oleh Ade. Khariza spontan membantah dengan menyebut nama Allah bahwa dirinya tidak melakukan apa-apa selama di dalam kamar.
Rekaman itu memperlihatkan dengan jelas kondisi seprei di atas tempat tidur yang acak-acakan tidak karuan. Suara Ade terdengar gemetar akibat emosi yang meluap-luap. Gerakan Ade seperti yang kontak pisik dengan Rohman juga terekam, namun tidak jelas. Suara Ade yang membentak Khariza terdengar nyaring dengan intonasi yang bergetar akibat emosional. Adegan penggerebegan suami terhadap istrinya ini hanya berdurasi kurang-lebih satu menit, karena petugas keamanan meminta Ade segera meninggalkan kamar. (Ago)
"Bukan hanya si Riza, saya juga meminta Bupati memecat ASN yang kepergok berdua dalam satu kamar tertutup dengan istri saya, namanya si Rohman," ujar Ade kepada bantenekpose.com Selasa (5/12).
Pada Selasa (29/11) pekan kemarin Ade menyatakan telah menemui Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Lebak HM Sukirman untuk melaporkan sekaligus menjelaskan kasus perselingkuhan istrinya dengan rekan sekantornya bernama Rohman.
Khariza dan Rohman sama-sama berdinas di Puskesmas Kolelet, Kecamatan Rangkasbitung. Rohman adalah alumnus akademi keperawatan, sedangkan Khariza alumnus akademi kebidanan.
"Saat masih kuliah, salah satu dosen si Riza itu adalah istri si Rohman. Istrinya yang ngomong ke saya barusan," ujar Ade beberapa menit setelah bertemu istri Rohman yang juga ASN yang bertuhas di RSUD dr. Adjidarmo Pemkab Lebak di Rangkaabitung.
Ade bersikukuh meminta Pemkab Lebak memecat keduanya. Karena hal itu, segera setelah dirinya membuat laporan ke Polresta Tangsel berdasarkan bukti audio-visual berisi tahapan penggerebegan, Ade akan mengirimkan surat permohonan pemecatan Khariza dan Rohman. Surat itu ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan yang ditembuskan kepada Bupati, Ketua DPRD, Kepala BKD, dan Kepala Inspektorat.
"Jika Bupati tidak memecat keduanya, itu keterlaluan. Karena kelakuan mereka mencoreng Pemkab Lebak, mencoreng kehormatan profesi, terlebih kehormatan saya dan keluarga. Perselingkuhan mereka sudah berjalan cukup lama. Informasi tentang mereka sering saya terima. Karena hal itulah kemudian komunikasi dan ruang gerak mereka saya pantau," papar Ade, pegawai di salah satu perusahaan asuransi BUMN.
Kasus perselingkuhan dua pegawai ASN Dinas Kesehatan Pemkab Lebak ini saat ini menjadi pembicaraan hangat di kalangan pegawai Pemkab Lebak. Diawali keberhasilan Ade mengendus keberadaan istrinya yang membuat janji memadu kasih di sebuah hotel di wilayah Serpong. Mereka bertemu dengan memanfaatkan acara wisuda sarjana Khariza di sebuah tempat di wilayah Kota Tangerang Selatan.
Jumat (25/11) malam, Ade bersama sejumlah temannya menuju lokasi, sebuah hotel bintang dua yang berada di pusat bisnis Serpong. Mobil Nissan Grand Livina warna abu-abu metalik, menjadi petunjuk bagi Ade bahwa Rohman telah berada di dalam hotel. Ade berkoordinasi dengan petugas keamanan hotel untuk bisa diperlihatkan hasil rekaman CCTV.
"Di CCTV itu terlihat jelas, si Rohman masuk duluan ke kamar 310, kemudian beberapa menit kemudian istri saya menyusul masuk. Setelah kurang-lebih satu jam mereka berada di dalam kamar, saya ditemani salah seorang petugas satpam mendatangi kamar 310. Satpam yang mengetuk pintu. Rentang hingga tiga menit setelah pintu diketuk, si Rohman membuka pintu. Istri saya sembunyi di kamar mandi hanya menggunakan celana pendek dan singlet," ungkap Ade sembari memperlihatkan rekaman audio-visual tahapan penggerebegan.
Dalam rekaman itu terlihat jelas laksana detektif, Ade merapat ke tembok menghindari jangkauan penglihatan oleh penghuni kamar. Setelah pintu kamar dibuka oleh Rohman, Khariza Ade masuk, lalu mengetuk-ngetuk pintu kamar mandi. Khariza membuka pintu kamar mandi setelah dipaksa oleh Ade. Khariza spontan membantah dengan menyebut nama Allah bahwa dirinya tidak melakukan apa-apa selama di dalam kamar.
Rekaman itu memperlihatkan dengan jelas kondisi seprei di atas tempat tidur yang acak-acakan tidak karuan. Suara Ade terdengar gemetar akibat emosi yang meluap-luap. Gerakan Ade seperti yang kontak pisik dengan Rohman juga terekam, namun tidak jelas. Suara Ade yang membentak Khariza terdengar nyaring dengan intonasi yang bergetar akibat emosional. Adegan penggerebegan suami terhadap istrinya ini hanya berdurasi kurang-lebih satu menit, karena petugas keamanan meminta Ade segera meninggalkan kamar. (Ago)
COMMENTS