BREAKING NEWS

NU dan Rakyat Kecil

BantenEkspose.com
-
 
Hampir sebagian besar ustadz dan kiai NU hidup di tengah- tengah masyarkat pedesaan, meskipun hidup dan berkiprah di perkotaan juga ada, tapi kuantitasnya lebih banyak hidup di kampung-kampung. Jika pun mereka ditanya apakah pengurus NU, dijawab bukan namun dalam praktik ubudiyahnya mereka menjalankan sesuai dengan amaliyahnya ulama NU.

Mereka yang kemudian kita kenal sebagai kiai kampung begitu besar jasanya dalam hal sikap melayani setiap persoalan warga, baik yang bertanya hukum agama, soal rumah tangga hingga soal minta wafak dan ijazahan wiridan. Mereka yang menjaga langgar-langgar dan masjid dengan menhidupkan kegiatan keagamaan, seperti maulid Nabi, rajaban, yasinan, marhabanan, dan tadarrusan al-Quran sebulan penuh di bulan ramadhan.

Amaliyah yang mereka tradisikan itu merupakan sikap مسؤلية الدينية dari apa mereka terima dari kiai-kiai pondok salafi, sebagai guru dan orang tua mereka.

Disamping secara keagamaan kiai-kiai atau ustad kampung, mereka berjibaku dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya denga mereka yang bekerja sebagai ojek pangkalan, pedagang, penjual bensi eceran, petani, nelayan. Mereka membaur dengan warga tanpa sungkan berpenampilan umumnya warga biasa. Lagi-lagi tak mengambil jarak atau garis batas dengan warga kampung. di saat yang berbeda mereka tampil melindungi, bahkan lebih dahulu dari lurahnya.

Kiai kampung yang juga pengurus  NU yang tersebar di seluruh peloksok tanah air tak satu pun menuntut apa-apa dari pemerintah. Begitu ikhlasnya mereka mengajarkan warga agar paham agama, agar berlaku adil, agar beradab dan juga saling jaga perasaan sesama, menguatkan kerukunan, serta memberi rasa tentram kepada warga untuk menjalankan ibadah.

Warga biasa atau  rakyat kecil, adalah mereka yang bergulat dalam kehidupanya hanya berprinsip " benar dan salah " jika tahu itu salah kepercayaan menjadi sebaliknya kebencian.

Jika saja ulama kampung yang istiqomah menjaga amaliyah Ahlu sunnah wal jamaah an-nahdliyah dan pula secara menyeluruh eksistensinya di tengah masyarkat, maka kekuatan kultural tersebut menjadi juga benteng dari kedaulatan NKRI.

Sudah seharusnya pemerintah pusat bergerak untuk memberi yang terbaik bagi mereka yang selama 24 jam bersama warga atau rakyat kecil. mereka lah yang sebenarnya penjaga keutuhan bangsa dan negara.

Yakinlah bahwa orang kecil, kaum marhaenis yang mayoitas hidup di pedesaan adalah juga pilar ketahanan negara. Ketika mereka bersama ulama NU yang terus mendorong sikap حب الوطن من الايمان dan ketegasan sikap NKRI harga mati.
 
قال ابن عطاء الله الاسكاندرى 
متى رزقك الطاعة والغنى به عنها فاعلم انه قد اسبغ عليك نعمة ظاهرة و باطنة 
 
"ketika Allah menganugerahimu ketaatan dan engkau merasa cukup dengannya berarti dia telah mencurahkan nikmatnya, lahir batin."

Penulis: Hamdan Suhaemi
Wakil Ketua PW GP Ansor Banten
Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image