Mampet Dah Tiga Hari, Pelanggan PDAM Tirta Multatuli Ngeluh
0 menit baca
BantenEkspose.com - Warga Kampung Babakan Kapala, Desa Aweh, Kecamatan Kalanganyar, Kabupaten Lebak kembali mengeluhkan pelayanan perusahaan Air PDAM Tirta Multatuli. Pasalnya, perusahaan milik Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) ini kembali tidak mengalir pada pelanggan selama 3 hari.
Salah seorang pelanggan PDAM warga Kampung Babakan Kalapa Acep menilai, petugas PDAM tidak becus mengurus keluhan pelanggannya. Menurutnya, seharusnya ketika ada pelanggan yang memang mengeluh karena airnya tidak mengalir bahkan kotor, petugas perusahaan air PDAM seharusnya segera mencarikan solusi dengan cara apapun agar air bisa kembali mengalir.
Diatakan Acep, air adalah sumber kebutuhan pokok yang tidak bisa di tunda. Bagaimana kita mau menjalankan rutinitas bahkan untuk bersih-bersih juga susah. Ini tentu merugikan bahkan zalim. Apalagi saat ini warga sedang di landa Covid-19, semua harus patuh aturan pemerintah untuk berdiam di rumah, malah di tambah air PDAM tidak mengalir tentu ini menambah beban, bukan mengurangi beban yang lagi kesusahaan.
"Saya kira, tentu pihak perusahaan tidak perlu menjelaskan dengan alasan, karena warga hanya butuh solusinya. Apalagi rata-rata warga yang memasang PDAM ini hidupnya pas-pasan seperti saya,"ujarnya, Minggu (10/5/2020).
Acep juga mengatakan, hal ini terjadi dan di rasakan oleh pelanggan bukan hanya kali ini saja, air PDAM ini mati sering di alami oleh pelanggan.
"Iya, air ini sering mati. Bahkan airnya juga kotor. Kami jelas bayar, air PDAM ini tidak gratis. Tapi apakah pantas kami sebagai pelanggan di perlakukan seperti ini," paparnya.
Samudin yang juga masih pelanggan PDAM mengatakan, pihak perusahaan air PDAM harus segera memperbaiki, jika memang air yang tidak mengalir ini karena ada persoalan teknis. Meski begitu, persoalan teknis itu tidak perlu di keluhkan kembali oleh pihak perusahaan pada pelanggannya.
"Tidak pantas jika pihak perusahaan PDAM kembali mengeluh. Jika memang ada persoalan teknis itu kan urusan perusahaan, jangan kembali di bebankan pada pelanggan. Cukup carikan solusinya bagaimana agar air bisa kembali mengalir. Jelas kami butuh air pak, ini kan kebutuhan pokok dan kami ini bayar," paparnya.
Menurutnya, ini bukan lagi hal pengaduan pelayanan yang harus di laporkan oleh pelanggan pada PDAM. Karena, kata Samudin, pelanggan hanya butuh solusi agar air mengalir kembali dan jangan sampai mati bahkan kotor.
"Jelas saya berhak mendapatkan air dari PDAM, karena jelas saya bayar sama PDAM. Jika saya orang mampu, saya akan suruh cabut ini air PDAM. Semua aktivitas jadi terhambat karena air tidak mengalir. Bahkan sekali ada mengalir airnya kotor. Sungguh pihak PDAM keterlaluan, sampai saat ini airnya belum mengalir, bahkan airnya juga kotor," ungkapnya.
Sementara itu, saat wartawan menghubungi melalui via selulernya, Direktur Direktur PDAM Tirta Multatuli Oya Masri, belum bisa di hubungi. (dodo)
Salah seorang pelanggan PDAM warga Kampung Babakan Kalapa Acep menilai, petugas PDAM tidak becus mengurus keluhan pelanggannya. Menurutnya, seharusnya ketika ada pelanggan yang memang mengeluh karena airnya tidak mengalir bahkan kotor, petugas perusahaan air PDAM seharusnya segera mencarikan solusi dengan cara apapun agar air bisa kembali mengalir.
Diatakan Acep, air adalah sumber kebutuhan pokok yang tidak bisa di tunda. Bagaimana kita mau menjalankan rutinitas bahkan untuk bersih-bersih juga susah. Ini tentu merugikan bahkan zalim. Apalagi saat ini warga sedang di landa Covid-19, semua harus patuh aturan pemerintah untuk berdiam di rumah, malah di tambah air PDAM tidak mengalir tentu ini menambah beban, bukan mengurangi beban yang lagi kesusahaan.
"Saya kira, tentu pihak perusahaan tidak perlu menjelaskan dengan alasan, karena warga hanya butuh solusinya. Apalagi rata-rata warga yang memasang PDAM ini hidupnya pas-pasan seperti saya,"ujarnya, Minggu (10/5/2020).
Acep juga mengatakan, hal ini terjadi dan di rasakan oleh pelanggan bukan hanya kali ini saja, air PDAM ini mati sering di alami oleh pelanggan.
"Iya, air ini sering mati. Bahkan airnya juga kotor. Kami jelas bayar, air PDAM ini tidak gratis. Tapi apakah pantas kami sebagai pelanggan di perlakukan seperti ini," paparnya.
Samudin yang juga masih pelanggan PDAM mengatakan, pihak perusahaan air PDAM harus segera memperbaiki, jika memang air yang tidak mengalir ini karena ada persoalan teknis. Meski begitu, persoalan teknis itu tidak perlu di keluhkan kembali oleh pihak perusahaan pada pelanggannya.
"Tidak pantas jika pihak perusahaan PDAM kembali mengeluh. Jika memang ada persoalan teknis itu kan urusan perusahaan, jangan kembali di bebankan pada pelanggan. Cukup carikan solusinya bagaimana agar air bisa kembali mengalir. Jelas kami butuh air pak, ini kan kebutuhan pokok dan kami ini bayar," paparnya.
Menurutnya, ini bukan lagi hal pengaduan pelayanan yang harus di laporkan oleh pelanggan pada PDAM. Karena, kata Samudin, pelanggan hanya butuh solusi agar air mengalir kembali dan jangan sampai mati bahkan kotor.
"Jelas saya berhak mendapatkan air dari PDAM, karena jelas saya bayar sama PDAM. Jika saya orang mampu, saya akan suruh cabut ini air PDAM. Semua aktivitas jadi terhambat karena air tidak mengalir. Bahkan sekali ada mengalir airnya kotor. Sungguh pihak PDAM keterlaluan, sampai saat ini airnya belum mengalir, bahkan airnya juga kotor," ungkapnya.
Sementara itu, saat wartawan menghubungi melalui via selulernya, Direktur Direktur PDAM Tirta Multatuli Oya Masri, belum bisa di hubungi. (dodo)