Dampak Gempa 7.4 SR, Posko Mahasiswa KKN UIN Banten Hancur
0 menit baca
![]() |
Kondisi Rumah Warga yang terkena dampak gempa di Kp Rancanini Desa Karyasari Kecamatam Sukaresmi, Pandeglang (foto: yoki) |
Salah satu anggota kelompok KKN 1-B UIN SMH Banten, Malik Maulana Ibrahim mengatakan, pihaknya menuding lembaga kampus tidak berpikir panjang mengenai program KKN tahun ini. Karena menurutnya, sama saja dengan bunuh diri bagi para mahasiswa. Entah atas dasar apa pihak kampus menempatkan mahasiswa KKN di tempat yang berpotensi terjadinya bencana alam seperti gempa dan tsunami?
"Ini sama saja pihak kampus ingin membunuh mahasiswa. Seharusnya jika ingin demikian, mahasiswa harus terlebih dahulu dibekali dengan pelatihan untuk penanggulangan bencana alam," kata Malik kepada bantenekspose.com melalui telepon selulernya, Jum'at (2/8/2019) malam.
Jika terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan seperti tsunami dan gempa, lanjut Malik, lalu mahasiswa menjadi korban, bagaimana lembaga kampus akan bertanggung jawab. Ini sangatlah konyol dan bodoh dengan konsep yang tidak matang.
Ia menyebutkan, para dosen pembingbing lapangan (DPL) pun yang seharusnya mendampingi dan mengawal mahasiswa di lapangan malah sibuk dengan kegiatannya masing-masing di luar kota.
"Saya kira kalau memang pihak kampus tidak punya persiapan untuk hal itu, maka untuk apa dilaksanakan program KKN yang bisa saja berujung fatal. Saat ini saja sekitar jam 07:00 WIB malam gempa dahsyat menghantam wilayah kami, beberapa posko KKN mahasiswa di Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten hancur karna gempa yang sangat kuat," ujar dia.
Ia menuturkan, kekuatan 7.4 skala richet (SR) dengan kondisi siaga, dan berpotensi gempa susulan bahkan tsunami. Sungguh ironi, kata dia, air laut pun mulai naik ke jalan. "Kondisi sekarang masyarakat berhamburan keluar rumah, mencari tempat pengungsian, saking dasyatnya beberapa gedung pun ambruk listrik pun padam," tuturnya.
Dikonfirmasi terpisah, dosen pembimbing lapangan (DPL) kelompok KKN 1-B UIN SMH Banten, As'ari SS mengungkapkan, info terbaru wilayah Kecamatan Sumur mati lampu total dan anak-anak (mahasiswa) KKN alhamdulillah sudah mengungsi di dataran tinggi bersama masyarakat."Mudah-mudahan mereka diberi kesalamatan dan dilindungi Allah SWT. Info peserta dari kelompok 3 Desa Tunggaljaya, Kecamatan Sumur sudah di atas bukit sambil menunggu info pencabutan potensi tsunami," ungkap As'ari.
Namun saat ditanya, terkait keberadaan dirinya saat ini apakah sedang berada di lokasi KKN bersama mahasiswa dampingannya dan warga di lokasi tersebut. Ia menyebutkan, keberadaanya sedang ada di Serang. Tetapi dirinya mengakui sudah merencanakan besok hari akan memonitoring.
"Tidak! saya di Serang, rencana besok ke lokasi untuk monitoring KKN. Silahkan infokan bahwa mereka sudah mengungsi bersama masyarakat ke bukit-bukit," tambahnya. (emde)