Lebak Pari, Eksotisme yang Terlupakan
0 menit baca
Bagaimana tidak, secara geografis kampung ini terletak di atas bukit atau pegunungan. Tentu, di kampung ini masih memiliki suasana yang alami, sejuk dan adem. Seperti, saat orang lain sedang menikmati keindahan alam di pegunungan lainnya. Dari tempat ini juga bisa memandang indahnya pesisir pantai Bageudur dan Binuangeun.
Sebetulnya, kampung ini sangat tepat jika dikunjungi oleh para pendaki atau wisatawan. Mengingat, masih ada potensi yang bisa dinikmati selain keindahan alamnya, yaitu ada salah satu jalan peninggalan jaman belanda atau warga sekitar biasa menyebutnya "jalan gede rombeng" (bahasa sunda-red) dan Curug Sawer.
Selain itu, kampung ini merupakan salah satu penghasil terbesar gula aren di Desa Lebak Peundeuy. Gula aren tersebut sebagai salah satu mata pencaharian bagi perekonomian masyarakat. Juga, memiliki makanan ringan khas Lebak Pari yaitu kerupuk singkong (Enye-enye).
Kampung ini, dari jalan raya utama Malingping - Bayah (Jl. Nasional III), menuju kampung tersebut, yaitu sekitar 13 kilometer. Lebih tepatnya di Kampung Lebak Pari III Desa Lebak Peundeuy Kecamatan Cihara Kabupaten Lebak, Banten.
Tak hanya itu, potensi lokal lainnya masih banyak yang bisa digali atau dikembangkan, yaitu pertanian seperti padi. Juga, perkebunan seperti, kebun karet, cengkeh, kelapa, pisang, kopi, pete, jengkol, buah-buahan dan rempah-rempah. Kemudian, disektor peternakan ada ternak kambing (domba) dan ayam kampung.
Namun, dari potensi yang dimilikinya belum bisa dinikmati sepenuhnya oleh masyarakat. Pasalnya, masih ada salah satu penyebab atau penghalang menuju kesejahteraan masyarakat, yaitu faktor pembangunan jalan yang belum merata.
Padahal, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) saja sudah memasuki usia ke 73 tahun, lalu Provinsi Banten sudah memasuki usia ke 18 tahun, sedangkan Kabupaten Lebak sudah memasuki usia ke-189 tahun.
Tapi faktanya, masih ada kesejahteraan masyarakat yang terhalang jalan. Jelas, ketika bicara miris, ini sangat miris sekali. Ketika bicara butuh perhatian pemerintah, ini sangat jelas sekali.
Seperti dikatakan salah satu pemuda desa, terkadang dirinya merasa heran, lantaran dari tahun ke tahun jalan yang sering dilaluinya itu tak urung diperbaiki. Harus kemana lagi kami mengadu?" tanyanya.
"Sejahtera kami terhalang jalan," singkat pria itu yang enggan disebutkan namanya, saat ditemui bantenekspose.com, Jumat (5/10/18).
Selain itu, ketua Ikatan Remaja Aktif (IKRA), Dede Ilyana mengatakan, jika dilihat dari sisi geografis memang kampung ini memiliki keistimewaan yang sangat luar biasa, dan kekayaan alam begitu melimpah. Bagaimana tidak, Lebak Pari ini memiliki gula aren, kerupuk singkong (Enye-enye), peternakan, pertanian, dan perkebunan.
"Lebak Pari ini memilki kekayaan alam yang sangat luar biasa, memang jika dikelola dengan baik bisa mewujudkan masyarakat makmur dan sejahtera. Tapi, kalau dilihat secara kasat mata memang belum bisa dimaksimalkan oleh masyarakat. Mungkin apakah karena faktor jalan, atau karena apa?" ujar dia.
Potret keistimewaan Kampung Lebak Pari III Kecamatan Cihara, dan masih banyak keistimewaan yang lainnya. (Emde)