BREAKING NEWS

Ponpes Arrahman Cidadap Lepas 44 Wisudawan Angkatan VI


BantenEkspose.com
- Pondok Pesantren (Ponpes) Arrahman Cidadap melepas 44 wisudawan angkatan VI, di Lingkungan Cidadap, Kelurahan Tinggar, Kecamatan Curug, Kota Serang, Sabtu (29/05/2021).

Dalam sambutannya, Pimpinan Ponpes Arrahman Cidadap Mahfudin menuturkan, para wisudawan dan wisudawati berjumlah 44 orang tersebut menjadi angkatan VI yang diluluskan oleh Pesantren ini.

"Jumlah peserta Wisuda ada 44 orang, yang kita luluskan ditahun ini atau menjadi angkatan kelulusan yang keenam di Ponpes ini, terdiri dari santri laki laki sebanyak 11 dan sisanya 33 santri perempuan," ucapnya.

Rentang waktu dalam proses pembelajaran yang diterapkan di Pondok Pesantren Arrahman Cidadap ini, kata Mahfudin, ditempuh selama 6 tahun.

"Setelah lulus dari jenjang pendidikan tingkat MTs atau setingkat SMP ditempuh selama 3 tahun, dilanjutkan 3 tahun jenjang pendidikan tingkat MA dan SMK," katanya.

"Jadi santri yang di wisuda ini santri yang telah mengenyam pendidikan di tingkat MA dan SMK selama tiga tahun lamanya," sambungnya.

Adapun program pendidikan unggulan masih kata Dr. H.Mahfudin, yang ada di Pondok Pesantren Arrahman Cidadap ini, terdiri dari tiga kategori produk pendidikan yang dilaksanakan oleh para santri yang di wisuda ini.

"Program pondok pesantren Arrahman Cidadap ini pertama Tahfiz, kedua Amsilati (metode belajar baca kitab kuning) dan, ketiga untuk Pendidikan umum MA dan SMK," jelasnya.

Mahfudin berpesan kepada para wisudawan. Ia mengatakan, sebagai sorang insan terkadang dihinggapi rasa takut, merasa gelap, gagal, takut salah langkah dalam usaha. Namun dengan kekuatan yang ada, harus tetap berjuang menuju jalan terang, jalan kesuksesan seperti yang diharapkan.

"Ingatlah, sebagai orang beriman harus tetap optimis, tidak ada ruang pesimis. Apabila kita menghadapi kesulitan mesti dipahami, anggap saja sebagai latihan untuk naik kelas," katanya.

Ia mengatakan, agar jangan pernah menyempitkan peluang dan kesempatan waktu yang ada, karena tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah SWT. Pesantren itu kaya raya dengan sistem, nilai, falsafah hidup, dan keteladanan.

"Dengan demikian sakralitas hidup dan kehidupan tetap terjaga sekali pun dunia berubah bahkan terbalik. Tak perlu tenar untuk menjadi benar apalagi membuat onar. Tidak mengejar untung rugi tetapi barokatologi menjadi ikhtiar dalam mengabdi," ungkapnya.

Mahfudin menilai, santri tak sekedar bersarung, tetapi siap bertarung menghadapi problematika hidup. Santri tak sekedar berpeci tetapi siap berkompetisi berbagai dimensi ilmu pengetahuan. Santri tak sekedar bersorban, tetapi siap berkorban jiwa dan raga menyatakan kebenaran bukan membenarkan begitu saja kenyataan.

"Sakralitas dunia pesantren tidak mengajarkan sensasi tetapi amaliyah dari suatu esensi. Cara berpikir insan pesantren bernilai strategis tidaklah praktis dalam mencapai sebuah tujuan harus segera tuntas," jelasnya.

"Segala kesulitan, kekurangan, keterbatasan fasilitas menjadi romansa tersendiri, kelak akan indah pada waktunya. Segala apa yang didengar, dilihat, dan dirasakan adalah pendidikan," paparnya. (uc)

Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image