Risalah Pergerakan, Cinta dan Keberkahan
0 menit baca
Kita melihat sesuatu kekuatan yang terhimpun, tidak diukur pada kuantitasnya berapa. Tapi di dalam kekuatan manapun, saya sepakati adalah kekuatan idea ( akal budi ). Disini pergerakan ke arah yang baik tentu didasari idea yang baik, perwujudannya juga harus baik.
Meminjam pemikiran Immanuel Kant dan G.W.F Hegel mempunyai perbedaan konsep mengenai idea. Namun, mereka mempunyai dua persamaan yang harus dipahami dengan baik. Pertama, keunggulan pikiran atau roh dan gerakan dialektis.
Terkait dengan hal ini, rasio merupakan ide dari segala ide dan basis primordial mutlak. Karena rasio mengendalikan dirinya sendiri, di mana segala sesuatu yang lain adalah momen atau tampakan yang berkembang sendiri. Oleh karena itu, rasio pada dasarnya merupakan sumber menjadi.
Idea ini yang "menyuluhi " rasionalitas sekaligus mengendalikan keterasingan dirinya dalam kancah pergerakan, akan tumbuh kuat jika idea yang didialektikan menjadi paduan hidup.
Risalah Pergerakan
Sebenarnya, hidup akan terus bergerak memasuki tahapan-tahapan antroplogis hingga menuju teomorphis, dalam hal ini menggerakkan sesuatu yang baik yang bersifat ilahiyat atau ideologis adalah kesadaran etis untuk menuju kesempurnaan pemaknaan atas hidup.
Berharokah, di dalam mana perjuangan "menjaga kemurinan" dan mewariskan kebenaran ajaran secara terus menerus, itupun adalah gerak pasti dari idea pergerakan itu sendiri. Kebenaran ilahiyat akan selalu dibela oleh kebenaran manusia.
Cinta
Cinta itu power (kekuatan), jika hati menyimpan "tekad" memperjuangkan suatu nilai kebenaran, maka tak perlu merengek-rengek sebab-sebab terwujudnya kebenaran.
Syaikh Ibnu Athaillah al-Iskandari dalam Syarah hikam, telah mengurai makna cinta dengan mencirikan cinta sejati dan cinta palsu:
ليس المحب الذي يرجو من محبوبه عوضاً أو يطلب منه غرضاً . فإن المحب من يبذل لك ليس المحب من تبذل له
Artinya : Pecinta itu bukanlah orang yang mengharapkan imbalan dari kekasihnya atau mengejar sebuah tujuan dari sang kekasih, pecinta itu orang yang berbuat sesuatu untukmu. Pecinta itu bukan orang yang diberikan sesuatu olehmu.
Begitupun Syaikh Syarqawi, telah menjelaskan cinta sebagai suluhnya, dasarnya dari suatu pergerakan dalam mewujudkan kebenaran agamis-teoligis. Dimana kita tengah menggerakkan sesuatu menuju pemaknaan yang baik dari apa yang kita curahkan dalam hidup.
ليس المحب) الحقيقي (الذي يرجو من محبوبه عوضاً) على عمل يعمله فلا يقصده بأعماله الصالحة جنة ولا نجاة من نار (أو يطلب منه غرضاً) من الأغراض الدنياوية والأخروية (فإن المحب) الحقيقي (من يبذل لك) أي يعطيك (ليس المحب) الحقيقي (من تبذل له) لأن المحبة الحقيقية أخذ خصال المحبوب لمحبه. القلب فلا يصير عند المحب التفات لغير محبوبه فمن عبده تعالى لجنته فليس محبا له بل للجنة
Artinya : Pecinta sejati itu bukanlah orang yang mengharapkan imbalan dari kekasihnya atas perbuatan yang dia lakukan. Ia tidak bermakasud surga atau selamat dari neraka dengan amal salehnya, (atau mengejar sebuah tujuan) duniawi atau ukhrawi (dari sang kekasih. Pecinta sejati itu orang yang berbuat yakni mempersembahkan sesuatu untukmu. Pecinta sejati (itu bukan orang yang diberikan sesuatu olehmu) karena cinta sejati meraih seluruh (ridha) kekasih untuk pecintanya. Bagi pencinta sejati, hatinya takkan berpaling pada selain kekasihnya. Oleh karena itu, siapa saja yang menyembah Allah SWT karena surga-Nya, maka ia bukan orang yang cinta Allah, tetapi cinta surga,” (Lihat Syekh Syarqawi, Syarhul Hikam, [Semarang: Taha Putra, tanpa catatan tahun], juz II, halaman 62-63).
Menuai Keberkahan
Kita hidup tidak semata mencari pengakuan dari manusia lainnya, tapi hidup di jalan kebenaran hanya satu keberkahan dan nilai pahala. Agama yang diperjuangkan adalah tujuannya keridhoan, dan keridhoan Tuhan lah tujuan akhir.
Kita hidup tidak semata mencari pengakuan dari manusia lainnya, tapi hidup di jalan kebenaran hanya satu keberkahan dan nilai pahala. Agama yang diperjuangkan adalah tujuannya keridhoan, dan keridhoan Tuhan lah tujuan akhir.
Berkah itu adalah anugerah yang tak ternilai harganya, ia melebihi arti materi. Berkah pada hakikatnya adalah sebuah rahasia Allah dan pancaran dari-Nya yang bisa diperoleh oleh siapa pun yang dikehendaki-Nya. Seseorang bisa dikatakan mendapatkan barokah ketika ia mampu memperlihatkan tanda-tanda berupa peningkatan kualitas amal kebaikan, karena barokah itu sendiri adalah buah dari konsistensi dalam menjalankan amal sholeh.
Banyak ayat - ayat dalam al-Quran menjelaskan pentingnya keberkahan hidup. Antara lain, Al-Qur’an Surat Shad ayat: 29
Artinya :
Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatkan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.
Artinya :
Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatkan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.
Al-Qur’an Surat al-Mu’minun ayat: 29
Artinya :Dan berdoalah: Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkat, dan Engkau adalah sebaik-baik Yang memberi tempat.
Artinya :Dan berdoalah: Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkat, dan Engkau adalah sebaik-baik Yang memberi tempat.
Al-Qur’an Surat ar-Rohman ayat: 78
Artinya :Maha Agung nama Tuhanmu Yang Mempunyai Kebesaran dan Karunia.
Artinya :Maha Agung nama Tuhanmu Yang Mempunyai Kebesaran dan Karunia.
Kita ber-NU yang terpenting dari kepuasan hidup adalah mendapatkan keberkahan. Hidup bukan sekedar hitungan nafas yang tak bermakna, namun hidup yang dimaknai jauh lebih berarti.
Penulis: Hamdan Suhaemi
Wakil Ketua PW GP Ansor Banten
Ketua PW Rijalul Ansor Banten
Ketua PW Rijalul Ansor Banten