Soal Tambang Emas Bayah, Sikap HNSI Cihara Dipertanyakan
Bantenekspose.com - Ancaman Tsunami di Lebak Selatan seperti terlupakan. Berganti, pundi-pundi rupiah yang bakal mengalir, kini menjadi harapan. Namun demikian, dari sosialisasi yang dilaksanakan beberapa waktu lalu oleh pemegang ijin produksi, ternyata masih mengundang pro kontra.
Setidaknya, itu tersirat dari sikap sejumlah nelayan dan kalangan aktivis. Kelompok ini masih menyangsikan sisi keamanan lingkungan. Mereka khawatir, kegiatan penambangan ini memicu percepatan terjadinya bencana.
Sementara, tak lama berselang dari sosialisasi, pengurus Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kec Cihara, Panggarangan dan Bayah, telah menandatangani persetujuan dan dukungan terhadap rencana kegiatan produksi penambangan emas di perairan Bayah (terbentang dari perairan Cihara hingga Bayah, red).
Sikap kalangan Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) ini, disesalkan aktivis Kabupaten Lebak Aziz Hakim. Dalam sebuah postingan di akun medsos (FB), ia menanyakan sikap Ketua HNSI kec Cihara, yang main teken saja.
Menurutnya penandatanganan surat persetujuan tersebut, terlalu cepat percaya dengan kompensasi yang dijanjikan perusahaan PT GMC, tanpa mengkaji terlebih dahulu dampak dari penambangannya.
"Jangan Cepat Percaya dengan perusahaan besar konfensasi terhadap rakyat yang sudah berjalan juga mana inget, datang lagi penambangan emas di dalam laut apalagi ini dengan cara di sedot, mengges gempa bumi sering dilebak harus mengkaji dulu bahayanya jangan asal main Tandatangan, " tulis Aziz.
Bukan hanya Aziz, tokoh pemuda Kec Cihara, Toni juga menyatakan hal yang hampir sama. Ia menanyakan, siapa yang mewakili HNSI Kecamatan Cihara.
"Siapa itu Pardi. Kami tidak mengenal beliau sebagai HNSI Cihara. Tiba-tiba menandatangani persetujuan sebagai HNSI Cihara," kata Toni, yang tercatat sebagai Sekjen BPPKB Kec Cihara, Senin (24/11/2020). (odil)