BREAKING NEWS

Soal Pembangunan, Akademisi Untirta Ingatkan Pemda Agar Tak Mengacu Pada Fisik

Bantenekspose.com
-
Dosen Prodi Perikanan Untirta, Asep Hamzah S.Pi, M.Si mengatakan, kegiatan penambangan pasir emas di perairan Lebak Selatan, merupakan bentuk upaya Pemerintah Daerah mendapatkan income yang besar dari investor dengan dalih pembangunan.

Sehingga, perusahaan pun bisa jadi dengan tata cara CSR, akan berdalih telah membayar kerugian akibat ekstraksi alam kepada masyarakat sekitar. 

"Pemerintah menjadi seorang oportunis, yang hanya melihat pembangunan dari fisik, yang melihat kemajuan dari kemunculan cerobong-cerobong asap yang gagah berdiri," katanya, Selasa (24/11/2020) malam.

Lingkungan Jadi Anak Tiri
Menurutnya, masalah lingkungan menjadi anak tiri ditengah pandemi Covid-19, karena keberadaan Omnibuslaw dan program pemerintah untuk revitalisasi perekonomian agar tidak terjadi resesi, membuat penyedotan pasir emas di laut Lebak sulit dihentikan.

"Orang lupa, bahwa 6 tahun lalu, negara kita mendeklarasikan diri menjadi negara maritim. Negara yang tidak lagi memunggungi laut. Negara yang menjadikan laut sebagai sumber ekonomi, investasi, kedaulatan dan kesejahteraan," ucapnya.

Akan tetapi, kekinian Asep memandang, tafsir kalimat negara maritim nyatanya telah berbeda. Mungkin inilah alasan mengapa Kemenko Maritim ada embel-embel investasi dibelakangnya, karena kedepan sumberdaya laut lah yang akan dieksplorasi.

"Padahal, laut tidak hanya bisa 'diperas' melalui penambangan (emas) saja. Mungkin jika dikembangkan lebih lanjut, laut bisa memenuhi kebutuhan protein rakyat Indonesia. Sehingga kita bisa keluar dari masalah stunting. Tidak kah mengkonsumsi ikan dengan kualitas yang baik mampu meningkatkan imunitas?" ujar akademisi Untirta itu.

Asep menilai, ikan bisa menjadi solusi atas inflasi daging ayam, dan sapi yang selalu terjadi menjelang perayaan hari raya dan tahun baru. seperti yang dilakukan Presiden Argentina dulu.

"Tidakkah pemerintah menghitung berapa banyak nelayan yang bekerja mengandalkan hasil laut? Dengan status sebagai salah satu negara dengan pantai terpanjang di dunia, tentu ada ribuan orang terlibat didalamnya," tegasnya.

Boleh jadi, menurut Asep, Bupati Iti Octavia Jayabaya, bukan tidak ingat dengan Visi Misinya menjadikan Lebak sebagai destinasi wisata berbasis potensi lokal. Ia hanya tidak berdaya oleh tekanan ekonomi, setelah dihempas pandemi.

Karena itu Asep memandang, ketika orang atau Pemerintah Daerah prioritasnya adalah percepatan kenaikan income. Maka industri mining dan industri yang bersifat ekstraksi sumberdaya alam menjadi pilihan.

"Tidak hanya cepat, tapi juga dengan value yang besar," kata Asep.

Belajar dari Kab Serang
Menurutnya, Kabupaten Lebak hanya salah satu dari Kabupaten yang ada di Provinsi Banten yang menerapkan prinsip tersebut. Perhatikan Kabupaten Serang, pernah satu bukit di dekat Bojonegara habis karena kebutuhan pembangunan. 

"Pertentangan antara ekonomi vs lingkungan akan terus terjadi," ungkapnya.

Kendati demikian, kata Asep, lingkungan memiliki mazhab ekonomi keberlanjutan. Ibarat istilah jawa, alon alon asal kelakon. Income dari menjaga lingkungan memang lah kecil, tapi dengan lingkungan terjaga, maka kelestarian sumberdaya alam dan keberlanjutan aktivitas ekonomi akan panjang. (es'em)
Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image