Wisata Syari'ah di Lebak, Bupati Ikuti FGD Bersama Kemenparekraf
0 menit baca
Bantenekspose.com- Dalam rangka menyusun kajian ekonomi
dan keuangan syariah di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Tahun 2020,
Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya menghadiri rapat Focus Group Discussion (FGD).
yang digelar Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif secara virtual bertempat
di Data Centre Setda Lebak, Selasa (4/8/2020).
Turut hadir dalam rapat virtual tersebut, Fadjar Hutomo,
Deputi Bidang Industri dan Investasi Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
(Kemenparekraf), Dinas Pariwisata Kabupaten Lebak, Camat Bayah, dan berbagai
stakeholder kepariwisataan di Kabupaten Lebak.
Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dilakukan bersama
narasumber dengan topik “Peran Masyarakat Dalam Peningkatan Rantai Nilai
Pariwisata Ramah Muslim di Kawasan Wisata Geopark Bayah Dome” Pasca Covid-19.
Fadjar Hutomo, Deputi Bidang Industri dan Investasi
Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dalam sambutannya menjelaskan,
bahwa Lebak memiliki potensi wisata yang luar biasa dan memiliki program pengembangan
berkelanjutan serta pengembangan potensi wisata yang ada di sekitar Bayah Dome
Kecamatan Bayah menjadi kawasan Geopark yang meliputi geosite Bayah, Cilograng,
Cibeber, Panggarangan, Cigemblong, Cihara, Sajira dan Curug Bitung.
Kabupaten Lebak juga
menurutnya kental akan keagamaan, mayoritas penduduknya memeluk Agama
Islam, hal ini menjadi hal positif yang dapat dikembangkan dengan yang cara
pengembangan pariwisata ramah Muslim.
"Kabupaten Lebak, kita pilih karena memiliki potensi
wisata yang luar biasa, khususnya pengembangan potensi wisata yang ada di
sekitar kawasan Geopark Bayah Dome. Ini luar biasa untuk kita kembangkan
menjadi wisata ramah muslim,” ujar Fadjar
Menurut Fadjar, potensi wisata pesisir sepanjang pantai ditambah
dengan kekayaan atau keanekaragaman budaya yang ada, di Baduy kemudian
Kasepuhan Banten kidul, maupun Taman Nasional Gunung Halimun Salak, menjadi hal
yang sangat menarik, ditambah religiusitasnya keagamaannya.
Fadjar juga mengatakan, tujuan jangka panjang terkait wisata
ramah muslim ini, yaitu terciptanya ekosistem ekonomi dan keuangan syariah pada
sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia, yang dapat tumbuh dan
berkembang pesat untuk memenuhi kebutuhan halal
lifestyle dunia.
"Pandemi satt ini kemudian Mengubah kebiasaan kita
menjadi lebih digital friendly
menjadi sangat sangat dekat dengan hal-hal digital. Ini salah satu poin yang
menjadi program dari komite nasional ekonomi dan keuangan syariah, berbasis ekonomi
digital. Maka ini penting untuk dipahami oleh para pelaku usaha di sektor
pariwisata dan ekonomi kreatif, bagaimana memanfaatkan teknologi digital yang
ada untuk membuat inovasi-inovasi di usahanya,” jelas Fajar
Menanggapi Deputi Bidang Industri dan Investasi Kementrian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Bupati Lebak Iti Octavia
Jayabaya, mendukung program pengembangan wisata ramah muslim ini, sejalan
dengan semangat pemerintah daerah melalui visi Kabupaten Lebak, sebagai
destinasi wisata unggulan berbasis potensi lokal.
"Kita harapkan juga jasa pariwisata ini terus semakin
berkembang khususnya ditengah pandemi covid-19 dalam adaptasi kehidupan baru
atau new normal. Kami sudah mengeluarkan Perbup nomor 28 tahun 2020 terkait
dengan adaptasi Kebiasaan Baru, terutama sektor pariwisata seperti
tempat-tempat pariwisata dan lainnya, tentunya berkaitan dengan dengan produk
perekonomian masyarakat," ujar Iti (red)