Pasca Bannjir Bandang, Laz Harfa Bangun Jembatan Kedua di Sajira
0 menit baca
Bantenekspose.com - Jembatan harapan yang pertama dibangun oleh LAZ Harfa, setelah banjir bandang yang menerjang Kabupaten Lebak akhirnya telah diresmikan langsung oleh Bupati Lebak, Iti Oktavia Jayabaya. Jembatan ini telah membuka akses lebih dari 5000 jiwa warga terdampak banjir di Lebak untuk bisa menata kembali kehidupannya.
Iti Oktavia Jayabaya mengatakan, bahwa saat ini para penyintas di Lebak sangat membutuhkan jembatan sebagai penyambung asa, harapan, cita dan cinta mereka kembali. Selama banjir tersebut, 27 jembatan hanyut dan rusak, belum lagi 243 unit jembatan di Lebak, sebelum bencana sendiri memang belum terbangun.
"Bila hanya mengandalkan APBD tidak mungkin, dengan gerakan sosial seperti yang dilakukan oleh LAZ Harfa ini, kami sangat berharap bisa membantu masyarakat untuk bangkit kembali," ujar Iti.
Kabupaten Lebak sendiri terdiri dari 28 Kecamatan, 340 Desa dan 5 Kelurahan, dimana awal tahun 2020 lalu, 3 sungai besar meluap yaitu sungai Ciberang, Cimangenteung, Cimaur sehingga banyak wilayah yang terkena banjir bandang dan longsor dan jembatan rusak parah.
Direktur Utama LAZ Harfa, Indah Prihanande mengungkapkan bahwa LAZ Harfa akan terus berkomitmen membangun jembatan-jembatan yang telah rusak di Lebak untuk para penyintas disana. Kebutuhan jembatan itu sangat vital, para penyintas bisa kembali menggerakan ekonomi dan aktivitas mereka kembali jika jembatan telah terbangun.
“Ini jembatan kedua yang telah kita bangun, masih akan ada jembatan lagi yang dibangun di desa Cipanas dan desa Bintangresmi. Pembangunan jembatan ini merupakan hasil gotong royong para donatur LAZ Harfa. Kami juga bekerjasama dengan Vertical Rescue Indonesia, TNI Yonif 320/Badak Putih, Kodim Lebak, Pusdikzi, dan Kodiklat TNI AD, Pemerintah Kab. Lebak," ujar Indah.
Mamun, selaku Kepala Desa Bungur Mekar juga sangat bersyukur dengan adanya jembatan harapan ini. “Kami sangat berterimakasih, karena Jembatan ini sangat penting sekali bagi masyarakat Desa Bungur Mekar dan masyarakat luas. Jembatan ini, adalah akses bagi lebih dari 7000 jiwa yang setiap harinya melintasi jembatan untuk berbagai keperluan,” kata Mamun
Setelah banjir bandang dan jembatan rusak, masyarakat setempat menggunakan perahu karet sebagai akses penyebrangan, tanpa pengaman dan tentu sangat membahayakan karena arus sungai Ciberang yang cukup deras.
Jembatan kedua yang dibangun dengan panjang 65 meter dan lebar 1,2 meter ini, nantinya akan membuka akses untuk ke pasar, ke sawah, ke sekolah, ke kota dan menghubungkan dengan banyak tempat terutama antar kampung di Bungur Mekar.
Ibu Sarnah (60 th) sering menggunakan jembatan ini setiap harinya untuk bisa menggarap sawahnya, selama jembatan terputus Ibu Sarinah tidak lagi pergi ke sawah karena takut bila melewati perahu karet dengan derasnya aliran sungai Ciberang.
"Alhamdulilah sekarang sudah kebangun lagi jembatannya, jadi bisa ke sawah lagi,” katanya. (rls/uc)
Iti Oktavia Jayabaya mengatakan, bahwa saat ini para penyintas di Lebak sangat membutuhkan jembatan sebagai penyambung asa, harapan, cita dan cinta mereka kembali. Selama banjir tersebut, 27 jembatan hanyut dan rusak, belum lagi 243 unit jembatan di Lebak, sebelum bencana sendiri memang belum terbangun.
"Bila hanya mengandalkan APBD tidak mungkin, dengan gerakan sosial seperti yang dilakukan oleh LAZ Harfa ini, kami sangat berharap bisa membantu masyarakat untuk bangkit kembali," ujar Iti.
Kabupaten Lebak sendiri terdiri dari 28 Kecamatan, 340 Desa dan 5 Kelurahan, dimana awal tahun 2020 lalu, 3 sungai besar meluap yaitu sungai Ciberang, Cimangenteung, Cimaur sehingga banyak wilayah yang terkena banjir bandang dan longsor dan jembatan rusak parah.
Direktur Utama LAZ Harfa, Indah Prihanande mengungkapkan bahwa LAZ Harfa akan terus berkomitmen membangun jembatan-jembatan yang telah rusak di Lebak untuk para penyintas disana. Kebutuhan jembatan itu sangat vital, para penyintas bisa kembali menggerakan ekonomi dan aktivitas mereka kembali jika jembatan telah terbangun.
“Ini jembatan kedua yang telah kita bangun, masih akan ada jembatan lagi yang dibangun di desa Cipanas dan desa Bintangresmi. Pembangunan jembatan ini merupakan hasil gotong royong para donatur LAZ Harfa. Kami juga bekerjasama dengan Vertical Rescue Indonesia, TNI Yonif 320/Badak Putih, Kodim Lebak, Pusdikzi, dan Kodiklat TNI AD, Pemerintah Kab. Lebak," ujar Indah.
Mamun, selaku Kepala Desa Bungur Mekar juga sangat bersyukur dengan adanya jembatan harapan ini. “Kami sangat berterimakasih, karena Jembatan ini sangat penting sekali bagi masyarakat Desa Bungur Mekar dan masyarakat luas. Jembatan ini, adalah akses bagi lebih dari 7000 jiwa yang setiap harinya melintasi jembatan untuk berbagai keperluan,” kata Mamun
Setelah banjir bandang dan jembatan rusak, masyarakat setempat menggunakan perahu karet sebagai akses penyebrangan, tanpa pengaman dan tentu sangat membahayakan karena arus sungai Ciberang yang cukup deras.
Jembatan kedua yang dibangun dengan panjang 65 meter dan lebar 1,2 meter ini, nantinya akan membuka akses untuk ke pasar, ke sawah, ke sekolah, ke kota dan menghubungkan dengan banyak tempat terutama antar kampung di Bungur Mekar.
Ibu Sarnah (60 th) sering menggunakan jembatan ini setiap harinya untuk bisa menggarap sawahnya, selama jembatan terputus Ibu Sarinah tidak lagi pergi ke sawah karena takut bila melewati perahu karet dengan derasnya aliran sungai Ciberang.
"Alhamdulilah sekarang sudah kebangun lagi jembatannya, jadi bisa ke sawah lagi,” katanya. (rls/uc)