Bantenekspose.com - Hadirnya Banten Indie Cloting (BIC) nampaknya memberikan semangat baru bagi para pelaku industri kreatif. Apalagi par...
Bantenekspose.com - Hadirnya Banten Indie Cloting (BIC) nampaknya memberikan semangat baru bagi para pelaku industri kreatif. Apalagi para owner brand baru mengaku penjualannya meningkat ketika mengikuti event BIC.
Yusron Ali, owner brand Voojah mengatakan, pihaknya memang baru pertama kali mengikuti BIC. Kendati demikian kata dia, hadirnya BIC menurutnya sangat bagus. Sebab, dapat membantu generasi muda yang baru terjun didunia clothingan.
"Untuk penjualan kita memang belum dihitung secara angka. Namun per hari itu kita bisa sampai 100 pic, untuk semua jenis produk. Tetapi pada malam minggu kemarin kita meningkat menjadi 200 pic," katanya saat ditenui di standnya, Minggu (15/12/2019) malam.
Dia mengaku, awal mula membentuk brand voojah ini, berawal dari hobi bermain musik dan fashion. Kemudian didukung orang tua yang memiliki usaha konveksi. Yusron membeberkan, sejak berdiri tahun 2017, omset penjualan sudah mencapai Rp100 juta per-tahun.
"Jadi kita berawal dari hobi nge-band dan hobi fashion juga. Sehingga kita berpikiran untuk menciptakan brand sendiri," kata pria pemilik brand asal Kota Serang itu.
Selain itu, Yusron mengaku memiliki campain tersendiri, yaitu mengurangi penggunaan plastik. Sehingga dapat menekan jumlah sampah plastik yang ada di Kota Serang.
Ia pun berharap, kedepan BIC ini dapat melahirkan brand lokal lainnya. Sehingga, industri kreatif di Kota Serang dapat tumbuh dengan menggeliat.
Terpisah, owner Tubi.co Yulianingsih mengatakan, meski baru pertama kali mengikuti event BIC, penjualannya lumayan bagus. Sebab, sehari dapat menghasilkan omset Rp5 juta.
Dia menuturkan, brandnya ini memang baru berdiri pada 2019, awal kali penjualan memang hanya berjualan di online. Tapi saat ini sudah mengikuti event-event seperti BIC. Dia mengaku, kemungkinan pihaknya di tahun depan pun akan ikut kembali di BIC. Termasuk pada bulan ramadhan nanti.
"Selain di BIC, memang kita mengikuti event lain, seperti Jack cloth dan event-event yang ada di mall," katanya.
Dia menceritakan, sebelum menjadi owner, dirinya hanya menjadi pegawai di acara-acara clothingan. Namun pada tahun 2019, dirinya memberanikan diri untuk membuka brand sendiri.
"Alhamdulillah sih responnya bagus juga. Bahkan omset kita secara keseluruhan diatas 200 jutaan perbulan," katanya.
Sementara untuk produksi kata dia, dalam satu bulan itu bisa memproduksi 500 - 1.000 kemeja dan celana. "Rencana kita juga akan launching produk baru seperti tas. Kemungkinan akan dilakukan di lebaran nanti," katanya.
Sebelumnya, Penasehat BIC Adam Adhary menuturkan, jumlah kunjungan terus membludak sejak hari pertama BIC digelar. Bahkan, kunjungan semakin menyemut sampai malam terahir. Lanjutnya, tahun ini terdapat 100 brand yang menjadi peserta. 70 persen brand lokal, dan sisanya dari luar Banten.
Adam menilai, hadirnya BIC dapat menumbuhkan perputaran ekonomi di Kota Serang. Adam menjelaskan, dampak ekonomi bisa dilihat kasat mata. Dari satu brand saja bisa melibatkan lebih dari 5 sampai 10 orang. Dari mulai tukang jahit, tukang sablon, hingga para SPG yang menjadi penjaga booth.
Adam mengaku, untuk target pengunjung diharapkan bisa melampaui gelaran BIC sebelumnya yang mencapai 165.000 orang dalam 5 hari. Bahkan kata Adam, apabila target itu tercapai, perputaran uang diprediksi di atas 5 miliar.
"Sekarang tinggal kita hitung, jika 1 brand transaksi 10 juta semalam, itu artinya mencapai satu miliar dalam sehari. Belum lagi kuliner, tukang parkir dan lain-lain," katanya.
Adam berharap, perputaran ekonomi disini bisa meningkat. Dan event ini diharapkan makin memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi di Kota Serang. (SC)
Yusron Ali, owner brand Voojah mengatakan, pihaknya memang baru pertama kali mengikuti BIC. Kendati demikian kata dia, hadirnya BIC menurutnya sangat bagus. Sebab, dapat membantu generasi muda yang baru terjun didunia clothingan.
"Untuk penjualan kita memang belum dihitung secara angka. Namun per hari itu kita bisa sampai 100 pic, untuk semua jenis produk. Tetapi pada malam minggu kemarin kita meningkat menjadi 200 pic," katanya saat ditenui di standnya, Minggu (15/12/2019) malam.
Dia mengaku, awal mula membentuk brand voojah ini, berawal dari hobi bermain musik dan fashion. Kemudian didukung orang tua yang memiliki usaha konveksi. Yusron membeberkan, sejak berdiri tahun 2017, omset penjualan sudah mencapai Rp100 juta per-tahun.
"Jadi kita berawal dari hobi nge-band dan hobi fashion juga. Sehingga kita berpikiran untuk menciptakan brand sendiri," kata pria pemilik brand asal Kota Serang itu.
Selain itu, Yusron mengaku memiliki campain tersendiri, yaitu mengurangi penggunaan plastik. Sehingga dapat menekan jumlah sampah plastik yang ada di Kota Serang.
Ia pun berharap, kedepan BIC ini dapat melahirkan brand lokal lainnya. Sehingga, industri kreatif di Kota Serang dapat tumbuh dengan menggeliat.
Terpisah, owner Tubi.co Yulianingsih mengatakan, meski baru pertama kali mengikuti event BIC, penjualannya lumayan bagus. Sebab, sehari dapat menghasilkan omset Rp5 juta.
Dia menuturkan, brandnya ini memang baru berdiri pada 2019, awal kali penjualan memang hanya berjualan di online. Tapi saat ini sudah mengikuti event-event seperti BIC. Dia mengaku, kemungkinan pihaknya di tahun depan pun akan ikut kembali di BIC. Termasuk pada bulan ramadhan nanti.
"Selain di BIC, memang kita mengikuti event lain, seperti Jack cloth dan event-event yang ada di mall," katanya.
Dia menceritakan, sebelum menjadi owner, dirinya hanya menjadi pegawai di acara-acara clothingan. Namun pada tahun 2019, dirinya memberanikan diri untuk membuka brand sendiri.
"Alhamdulillah sih responnya bagus juga. Bahkan omset kita secara keseluruhan diatas 200 jutaan perbulan," katanya.
Sementara untuk produksi kata dia, dalam satu bulan itu bisa memproduksi 500 - 1.000 kemeja dan celana. "Rencana kita juga akan launching produk baru seperti tas. Kemungkinan akan dilakukan di lebaran nanti," katanya.
Sebelumnya, Penasehat BIC Adam Adhary menuturkan, jumlah kunjungan terus membludak sejak hari pertama BIC digelar. Bahkan, kunjungan semakin menyemut sampai malam terahir. Lanjutnya, tahun ini terdapat 100 brand yang menjadi peserta. 70 persen brand lokal, dan sisanya dari luar Banten.
Adam menilai, hadirnya BIC dapat menumbuhkan perputaran ekonomi di Kota Serang. Adam menjelaskan, dampak ekonomi bisa dilihat kasat mata. Dari satu brand saja bisa melibatkan lebih dari 5 sampai 10 orang. Dari mulai tukang jahit, tukang sablon, hingga para SPG yang menjadi penjaga booth.
Adam mengaku, untuk target pengunjung diharapkan bisa melampaui gelaran BIC sebelumnya yang mencapai 165.000 orang dalam 5 hari. Bahkan kata Adam, apabila target itu tercapai, perputaran uang diprediksi di atas 5 miliar.
"Sekarang tinggal kita hitung, jika 1 brand transaksi 10 juta semalam, itu artinya mencapai satu miliar dalam sehari. Belum lagi kuliner, tukang parkir dan lain-lain," katanya.
Adam berharap, perputaran ekonomi disini bisa meningkat. Dan event ini diharapkan makin memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi di Kota Serang. (SC)
COMMENTS