Menang Kontes di Surabaya, Akik Kalimaya Kini Tembus Harga 300 Juta
0 menit baca
Bantenekspose.com - Batu Kalimaya asal Banten memang memilik daya tarik tersendiri. Umumnya kalimaya Banten dijadikan batu akik yang punya keindahan tersendiri. Batu bening dengan berbagai corak dan warna di dalamnya ini dikagumi banyak pencinta batu akik di Indonesia.
Batu kalimaya, berdasarkan keterangan para penambang, batu ini hanya ada di Kabupaten Lebak, tepatnya di Kecamatan Maja dan Sajira. Ada beberapa jenis Kalimaya asal Lebak, yakni Kristal Teh, Kalimaya Kristal, Kristal Air Kelapa, Kristal Kopi, Kristal Susu, dan Black Oval.
Nama-nama tersebut muncul secara spontan dari para penambang, lantaran melihat warna dasar batu tersebut. Misalnya Kristal Teh, yang warnanya mirip air seduhan teh. Adapun kesamaan batu-batu itu adalah kembang atau jarong yang tampak di dalam batu. Warna kembang di dalam batu bervariasi.
Menurut Dori, seorang pedagang batu yang sering mangkal di pelelangan yang terdapat di Kampung Karoya, Desa Mekarsari, Sajira, batu Kalimaya yang banyak diburu adalah jenis Black Oval, yang berwarna dasar hitam dengan kembang berwarna-warni di dalamnya.
Dori yang sudah bertahun-tahun berdagang batu kalimaya menuturkan, kalimaya jenis black oval sebenarnya ada juga yang ditemukan di Australia dan Afrika. “Kalimaya black oval Banten kualitasnya lebih bagus. Warna hitamnya solid," ujar Dori.
Jangan heran jika pembeli dari Jakarta, Kalimantan, ataupun daerah lain di Indonesia selalu mencari Black Oval jika datang ke pelelangan di Karoya.
Karena banyak diburu, harga batu ini pun melambung tinggi melintasi batas nalar. Sebab, ada yang berani membeli dengan harga puluhan juta rupiah sampe ratusan juta rupiah untuk sebongkah batu berukuran kecil.
Batu yang dijualnya itu, kata Dori kepada bantenekspose.com, sebesar jempol tangan orang dewasa. Dari keterangan sang pembeli Atmawijaya, batu yang dia jual pada akhir 2016 dan 2018 itu, kini sudah ada yang menawar Rp 300 juta setelah menang di kontes batu di Surabaya.
“Tapi sama dia (pembeli) tidak dilepas atau tidak dijual.Alasannya sih buat koleksi saja,” ujar pria yang mengaku memiliki tiga lubang tambang di Kampung Cimalingping, yang kini sudah tidak beroperasi lagi.(dodo)
Batu kalimaya, berdasarkan keterangan para penambang, batu ini hanya ada di Kabupaten Lebak, tepatnya di Kecamatan Maja dan Sajira. Ada beberapa jenis Kalimaya asal Lebak, yakni Kristal Teh, Kalimaya Kristal, Kristal Air Kelapa, Kristal Kopi, Kristal Susu, dan Black Oval.
Nama-nama tersebut muncul secara spontan dari para penambang, lantaran melihat warna dasar batu tersebut. Misalnya Kristal Teh, yang warnanya mirip air seduhan teh. Adapun kesamaan batu-batu itu adalah kembang atau jarong yang tampak di dalam batu. Warna kembang di dalam batu bervariasi.
Menurut Dori, seorang pedagang batu yang sering mangkal di pelelangan yang terdapat di Kampung Karoya, Desa Mekarsari, Sajira, batu Kalimaya yang banyak diburu adalah jenis Black Oval, yang berwarna dasar hitam dengan kembang berwarna-warni di dalamnya.
Dori yang sudah bertahun-tahun berdagang batu kalimaya menuturkan, kalimaya jenis black oval sebenarnya ada juga yang ditemukan di Australia dan Afrika. “Kalimaya black oval Banten kualitasnya lebih bagus. Warna hitamnya solid," ujar Dori.
Jangan heran jika pembeli dari Jakarta, Kalimantan, ataupun daerah lain di Indonesia selalu mencari Black Oval jika datang ke pelelangan di Karoya.
Karena banyak diburu, harga batu ini pun melambung tinggi melintasi batas nalar. Sebab, ada yang berani membeli dengan harga puluhan juta rupiah sampe ratusan juta rupiah untuk sebongkah batu berukuran kecil.
Batu yang dijualnya itu, kata Dori kepada bantenekspose.com, sebesar jempol tangan orang dewasa. Dari keterangan sang pembeli Atmawijaya, batu yang dia jual pada akhir 2016 dan 2018 itu, kini sudah ada yang menawar Rp 300 juta setelah menang di kontes batu di Surabaya.
“Tapi sama dia (pembeli) tidak dilepas atau tidak dijual.Alasannya sih buat koleksi saja,” ujar pria yang mengaku memiliki tiga lubang tambang di Kampung Cimalingping, yang kini sudah tidak beroperasi lagi.(dodo)