BREAKING NEWS

Lahan Baru Dibayar Separo, RKB SMAN 2 Leuwidamar Disegel Warga

Bantenekspose.com – Diduga karena kecewa karena lahan miliknya tidak juga dilunasi, membuat pemilik lahan melakukan eksekusi penyegelan ruang kelas baru SMA Negeri 2 Leuwidamar Kabupaten Lebak.

Peristiwa penyegelan sendiri, dikabarkan terjadi pada Sabtu Tanggal 02 November 2019 yang dilakukan oleh salah seorang warga bernama H. Ismail Karis asal Kampung Cisimet, Desa Cisimet, Kecamatan Lewidamar, Kabupaten Lebak.

Menurut Ismail kepada awak media,pembayaran terhadap dirinya dilakukan dengan pola cicilan, dan dan dia mengaku tak mau dicicil. Sewaktu diukur lahan tersebut memiliki luas 2.000 m2. “Sekarang tinggal kemampuan pemerintah, berapa sisanya,” ungkap Ismail

Sementara itu, Ketua LSM Maha Bidik Ojat Sudrajat mengatakan penyegelan ini diduga disebabkan adanya lahan yang belum dilunasi. “Ini ada kaitannya dengan pengadaan lahan tahun anggaran 2018 yang masalah FS nya sudah dalam proses penyidikan Kejaksaan Tinggi Banten Pada tahun anggaran 2018. Berdasarkan dokumen yang saya miliki ada kegiatan perluasan laham SMA 2 Leuwidamar,” kata Ojad,seperti dikutip portal berita sinarlampung.

Menurut Ojat Sudrajat, ada spekulasi membeli lahan, dengan target cari keuntungan. “Saya menduga ada pihak yang berspekulasi dengan cara membeli terlebih dahulu lahan tersebut dengan harapan jika dijual dalam kegiatan pengadaan lahan akan mendapatkan keuntungan lebih besar,” katanya.

Indikasinya, ada penggunaan dana yang bersumber dari kegiatan disekolah yang digunakan untuk melakukan pembayaran kepada pemilik lahan, saudara H. Ismail. “Bahkan berdasarkan rilis yang pernah beredar beberapa bulan yang lalu ketika ada gabungan LSM berdemo di KP3B,” kata Ojat.

Ojat Sudrajat berharap masalah ini segera diselesaikan jangan sampai anak didik yang jadi korban. “Dan pak Marjono Selaku Kepala sekolah juga harus terbuka kepada publik agar publik juga bisa mengetahui masalah sebenarnya,” tegas Ojat sudrajat.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMAN 2 Lewidamar, Marjono Memet kepada awak media mengungkapkan, penyegelan tersebut tidak menghambat pada Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), Karena menurutnya ada ruang kelas yang disekat, sehingga sama sekali tidak merusak KBM.

"KBM mah berjalan dengan lancar dan kondusif, Karena memang, dua minggu sebelum penyegelan, pak Haji Ismail sudah memberikan informasi ke pihak KCD dan pihak sekolah," ujarnya seperti dilansir Advokatnews

Lanjut Marjono, Menyangkut persoalan tunggakan pembayaran lahan seluas 2.000m² sejak ditahun 2017, dirinya memaparkan Kalau untuk pengadaan lahan pihaknya sudah mengajukan proposal sejak ditahun 2017, namun belum ada realisasi. Adapun yang sudah dibayar sekitar Rp 165 juta secara bertahap, dengan dana dari partisipasi masyarakat walimurid melalui Dana Sumbangan Pendidikan (DSP) yang saat itu masih diperbolehkan ada untuk DSP.

“Itu mah, karena pak Haji Ismail ketua Komite, bekerja sama dengan bendahara komite. Jadi, dari uang orang tua murid. Karena pada saat itu tambahnya, masih ada uang bangunan (DSP) dan sama Haji Ismail diarahkan kesitu,” paparnya. 

Tidak hanya itu Marjono pun membenarkan bahwa lahan tersebut baru  dibayar separo, sehingga sisa luas lahan yang dibelum dibayar sekitar 1.000m² lagi. Menurut pengakuannya, belum ada MoU akta jual beli dengan pihak Provinsi. (red)
Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image