Dorong Kemandirian Organisasi, AKMI Jajakan Korek Api Bermotif #ReformasiDikorupsi
0 menit baca
Bantenekspose.com - Sekelompok pemuda yang tergabung dalam organisasi Aksi Kaum Muda Indonesia (AKMI) coba mendorong solidaritas melalui konsep ekonomi mandiri. Motifnya yakni menunjang independensi gerakan sekaligus kampanye programatik.
Muhammad Ramadhan, salah satu koordinator AKMI menceritakan konsep kemandirian yang ia dan kawan-kawan bangun. Mereka berjualan produk berupa korek api yang dihiasi artwork bergaya aktivisme---khususnya dengan tema #ReformasiDikorupsi.
"Di era kapitalisme ini telah membentuk manusia menjadi masyarakat dagangan, sehingga untuk mengisi kebutuhan hidup kitapun harus berjualan," ujar Ramadhan saat dihubungi reporter BantenEkspose.com.
Dengan konsep independen, AKMI tidak mengandalkan korporasi maupun instansi pemerintah. Secara konseptual, mereka menggunakan modal kolektif.
"Kami menggunakan modal kami sendiri, tidak dibiayai oleh siapapun, apalagi pemerintah atau korporasi," tegasnya
Saat ditanyai tentang alokasi keuntungan hasil penjualan korek api---mereka menujukannya pada kebutuhan finansial dan logistik organisasi.
"Tentu saja, memang itu tujuannya," imbuhnya
Korek tersedia dalam beberapa motif ilustrasi berupa fonetik, antara lain; Anti Kapitalis; DPR [disertai ilustrasi gambar anjing]; #ReformasiDikorupsi; Revolusi; All Cops Are Bastard (ACAB).
Secara redaksional---selain diperjualbelikan---korek-korek ini tetap dijual guna mengenalkan programatik perjuangan AKMI dan gerakan aktivisme #ReformasiDikorupsi.
"Bisa dibilang iya, karena ini sebagai bentuk kampanye sekaligus memperluas jaringan juga," jelasnya
Jika peminat dikatakan tinggi, AKMI akan tetap memperjual belikan korek-korek tersebut. Selain peminat, adanya kelanjutan aksi #ReformasiDikorupsi juga mereka jadikan indikator.
"Kalau memang banyak yang berminat, nanti kita bawa pas aksi nanti," pungkasnya (Gilang)
Muhammad Ramadhan, salah satu koordinator AKMI menceritakan konsep kemandirian yang ia dan kawan-kawan bangun. Mereka berjualan produk berupa korek api yang dihiasi artwork bergaya aktivisme---khususnya dengan tema #ReformasiDikorupsi.
"Di era kapitalisme ini telah membentuk manusia menjadi masyarakat dagangan, sehingga untuk mengisi kebutuhan hidup kitapun harus berjualan," ujar Ramadhan saat dihubungi reporter BantenEkspose.com.
Dengan konsep independen, AKMI tidak mengandalkan korporasi maupun instansi pemerintah. Secara konseptual, mereka menggunakan modal kolektif.
"Kami menggunakan modal kami sendiri, tidak dibiayai oleh siapapun, apalagi pemerintah atau korporasi," tegasnya
Saat ditanyai tentang alokasi keuntungan hasil penjualan korek api---mereka menujukannya pada kebutuhan finansial dan logistik organisasi.
"Tentu saja, memang itu tujuannya," imbuhnya
Korek tersedia dalam beberapa motif ilustrasi berupa fonetik, antara lain; Anti Kapitalis; DPR [disertai ilustrasi gambar anjing]; #ReformasiDikorupsi; Revolusi; All Cops Are Bastard (ACAB).
Secara redaksional---selain diperjualbelikan---korek-korek ini tetap dijual guna mengenalkan programatik perjuangan AKMI dan gerakan aktivisme #ReformasiDikorupsi.
"Bisa dibilang iya, karena ini sebagai bentuk kampanye sekaligus memperluas jaringan juga," jelasnya
Jika peminat dikatakan tinggi, AKMI akan tetap memperjual belikan korek-korek tersebut. Selain peminat, adanya kelanjutan aksi #ReformasiDikorupsi juga mereka jadikan indikator.
"Kalau memang banyak yang berminat, nanti kita bawa pas aksi nanti," pungkasnya (Gilang)
