EN-LMND-DN Gelar Kongres ke-IX di Gorontalo Sekaligus Nyatakan Sikap Politik
0 menit baca
![]() |
| Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi - Dewan Nasional (EN-LMND) selepas Kongres ke-IX di Gorontalo. Selasa, 30 Juli 2019 (Dok. LMND-DN) |
Hasil dari Kongres EN-LMND ke-IX ini bertemakan "Bangkitkan Gairah Perlawanan Rakyat, Dengan Membangun Organisasi Demokratik, Progresif Sebagai Alat Perlawanan untuk Merebut Kesetaraan, Kesejahteraan, dan Kemerdekaan di Negeri Sendiri".
Muhammad Arira Fitra selaku ketua umum EN-LMND yang baru mengutarakan intisari dari hasil kongres tersebut.
"Kami secara internal organisasi terus berbenah atas kekurangan yang secara sadar kami rasakan," kata Arira saat diwawancarai BantenEkspose.com, Selasa (30/07)
Selain itu ia juga memaparkan jika hasil kongres mengarah pada pembenahan-pembenahan pada internal organisasi. Menurutnya ada banyak komponen yang harus dibenahi.
"Mulai dari dari strategi-taktik, metode pendidikan anggota-anggota kami, serta pernambahan-penambahan dalam program perjuangan, menyesuaikan dengan persoalan-persoalan yang berkembang di tengah-tengah masyarakat," paparnya
LMND-DN mengutarakan salahsatu pernyataan sikapnya terhadap PP 78 Tahun 2015. Arira coba memaparkan hasil survei LMND-DN terkait komponen kebutuhan hidup. Terlebih ia menekankan permasalahan juga timbul akibat adanya politik upah murah.
"Kenaikan upah hanya dihitung berdasarkan angka pertumbuhan ekonomi dan inflasi, secara tidak langsung hak demokrasi buruh untuk berunding di cabut. Dan kita ketahui bersama bahwa kualitas kehidupan buruh di indonesia masih sangat rendah," paparnya
Menurutnya, PP 78 Tahun 2015 bukan solusi untuk mendongkrak kesejahteraan kelas buruh, tapi melanggengkan politik upah murah.
Hasil kongres tersebut juga menekankan tindak advokasi yang harus dilaksanakan di 12 Provinsi dan 23 Kota yang tersebar di Indonesia. Ia juga menjelaskan fenomena yang terjadi saat ini.
"Kawan-kawan dari provinsi Maluku yang terlibat dalam mengadvokasi terkait turunnya harga Kopra yang merugikan petani disana, kawan2 dari NTT yang mengadvokasi warga eks-Timor Timur yang memilih jadi WNI, namun tempat tinggalnya akan digusur untuk pembangunan industri garam, dan di Gorontalo terkait perampasan lahan untuk pembangunan Gorontalo Outer Ring Road (GORR)," paparnya
Selain itu, hal serupa juga terjadi di wilayah Indonesia Barat. Seperti Pekayon, Bekasi dan advokasi penggusuran di beberapa daerah seperti di Pasar Griya, Lampung.
Dengan adanya kongres tersebut, Arira menyatakan bahwa tidak ada komponen perjuangan yang dirubah. Ia menegaskan bahwa bentuk perjuangan masih sama, yaitu jalan rakyat.
"Bentuk perjuangan kami masih sama yaitu menempuh jalan rakyat untuk melakukan perubahan, dengan pengadvokasi rakyat, pengorganisiran sektor-sektor rakyat tertindas seperti buruh, tani dan rakyat miskin," tegasnya
Disamping itu, Arira juga menyatakan sikapnya terhadap referendum Papua Barat. LMND-DN mendukung perjuangan rakyat Papua Barat.
"Kami juga mendukung perjuangan rakyat papua untuk menentukan nasibnya sendiri," tutupnya (Gilang Prabowo)
