Berita Hoax, Sudah Ada Sejak Zaman Nabi Adam?
0 menit baca
![]() |
PK KNPI Gunung Kaler, Kab Tangerang, foto bersama usai menggelar Dialog Publik |
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Tangerang, M.
Zainal Abidin mengatakan, dewasa kini nasionalisme di kalangan pemuda
mengkhawatirkan. Bahkan, para pemuda tersebut tidak peduli bagaimana dampak
dari hoax yang tersebar.
Ia mengamati, bagaimana pemuda hampir setiap hari ikut serta
membagikan berita-berita yang belum jelas kebenarannya. Kejadian itu semakin
memperkeruh suasana kebangsaan dan ke Indonesiaan.
Pernyataan itu disampaikan Zainal Abidin saat menjadi
narasumber pada kegiatan Dialog Publik yang diselenggarakan Komite Nasional
Pemuda Indonesia (KNPI) Kecamatan Gunung Kaler, Kabupaten Tangerang, Banten di
Aula Kecamatan Gunung Kaler, Ahad (21/7/2019).
“Indikator atau indikasi yang menyebabkan nasionalisme di
kehidupan mengikis salah satunya adalah hoax,” kata Zaenal.
Perilaku hoax, lanjut Zainal, sudah ada sejak zaman nabi Adam, tepatnya saat Nabi Adam dan Siti Hawa berada di surga. Kala itu, iblis menggoda dan mengelabui Adam-Hawa dengan informasi bohong. Bahwa ketika Adam-Hawa memakan buah Kuldi yang dilarang oleh Allah SWT akan hidup abadi di surga.
Berkembanagnya teknologi, masih kata Zaenal, terutama
jejaring media sosial dijadikan kesempatan oleh sejumlah kelompok untuk
menyerang lawah politiknya. Bahkan lembaga independen seperti KPU turut menjadi
sasaran kelompok tak bertanggung jawab itu.
“KPU diserang hoax, tahu kan hoax yang menyerang KPU,
pertama ada 7 kontainer surat suara tercoblos di foto pasangan tertentu,
padahal itu tidak benar. KPU belum mencetak surat suara,” ujar Zaenal.
Sementara itu, Ketua GP Ansor Kabupaten Tangerang, H Muhidin
Abdul Kodir menuturkan, hoax telah mengancam nilai-nilai kebangsaan. Makanya
wajar jika kalangan pemuda banyak sekali menggelar diskusi terkait hoax.
Kondisi kalangan pemuda terserang hoax terus meningkat dan mengkhawatirkan,
apalagi di Banten secara khusus.
Selain itu, korban hoax bukan saja kalangan masyarakat biasa
yang tidak berpendidikan banyak kalangan sarjana terkena hoax. Padahal, kata
Muhidin, persoalan nasionalisme sudah final yang telah disusun bersama oleh
para pendiri bangsa seperti Soekarno dan KH Hasyim Asy’ari.
“Berhubung ada pihak yang gencar, bahkan ada yang
mengharamkan nasionalisme nasionalisme
tidak ada dalilnya, itu yang hoax,” imbuhny.
Terkait, nasionalisme Nabi Ibrahim telah mencontohkan untuk
umatnya, ia berdoa untuk keselamatan Makkah. Nasionalisme intinya adalah
prinsip kehidupan berbangsa dan bernegara. (Emde)