Pemprov Banten Bicarakan Soal Disparitas Wilayah
BantenEkpose.com - Disparitas pembangunan antar wilayah di Provinsi Banten, menjadi salah satu isu strategis dalam RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) Pemerintah Provinsi Banten Tahun 2017-2022
Hal itu dibicarakan Gubernur WH Wahidin Halim dalam naskah sambutan yang dibacakan oleh Asda II Setda Provinsi Banten M Yusuf, pada Peresmian Vila Vanili sekaligus Vaksinasi Covid-19 terhadap 2.000 orang di Desa Citeureuep, Panimbang, Kabupaten Pandeglang. Jum’at (27/8/2021).
Yusuf mengatakan, pengembangan agrowisata menjadi salah satu sektor yang dinilai bisa memperkecil disparitas pembangunan antar wilayah tersebut. Karena itu, Pemerintah Provinsi Banten membentuk BUMD Agrobisnis Banten Mandiri.
Pembentukan BUMD tersebut, untuk mewujudkan kedaulatan pangan di Provinsi Banten, dengan mengoptimalkan bisnis pertanian dan peternakan. Sehingga terjadi keseimbangan pembangunan wilayah.
Pemerintah Provinsi Banten menyambut baik pembangunan kawasan agrowisata dan budidaya komoditas vanili yang dikembangkan oleh JHL Group.
"Villa Vanili saya harapkan dapat meningkatkan pertumbuhan kawasan dan juga berdampak terhadap pertumbuhan sektor agroindustri di Kabupaten Pandeglang," kata Yusuf membacakan sambutan Gubernur.
Kata Yusuf, Gubernur berharap ke depan Pengembangan agrowisata di Provinsi Banten dapat mengedepankan pengembangan agrowisata berbasis community base tourism.
Kemudian dalam pengelolaan destinasi wisata, melibatkan partisipasi dari seluruh elemen masyarakat untuk mengembangkan objek wisata, sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Sebagai daerah yang memiliki potensi sektor pertanian melimpah, diharapkan Villa Vanili bisa bersinergi dengan seluruh stakeholder pertanian dalam mengelola rantai pasok makanan. Selain itu dalam rangka pemberdayaan petani dan sektor pertanian di Provinsi Banten.
Menurut WH pada teks pidato, sinergi dengan BUMD Agribisnis Banten Mandiri serta BUMDes juga diperlukan dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas di perdesaan.
"Melalui sinergi dengan BUMD Agribisnis Banten Msndiri dan BUMDes pertumbuhan dengan pemerataan diharapkan akan tercapai dan memberikan manfaat kepada masyarakat mewujudkan Banten yang maju, berdaya saing, mandiri, sejahtera dan berakhlakul karimah sebagaimana visi pembangunan jangka menengah Pemerintah Provinsi Banten," ujarnya.
Dalam naskah sambutan, Gubernur juga menyinggung persoalan dampak pandemi Covid-19 sebagai pandemi global, memberikan dampak signifikan pada sektor pariwisata.
"Dampak langsung pandemi ini dirasakan baik oleh pelaku usaha wisata maupun para pekerja paruh waktu atau buruh harian. Penurunan jumlah kunjungan wisatawan berdampak langsung pada pendapatan di sektor ini," baca M Yusuf.
Untuk itu diharapkan, seluruh stakeholder di Banten dapat menyusun kebijakan yang strategis dan tepat sasaran dalam menghadapi dampak Covid-19. Hal ini dibutuhkan untuk melindungi industri pariwisata dari krisis ekonomi yang bersifat fundamental.
"Pengembangan agrowisata sejalan dengan komitmen Pemerintah Daerah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi regional. Karena itu, daya saing destinasi pariwisata di Provinsi Banten harus terus dikembangkan," ungkap Yusuf
Kemudian, pengembangan agrowisata di Banten juga perlu dilihat dari segi kontribusinya terhadap pengembangan ekonomi. Semakin pesat arus pariwisata, maka akan semakin memberikan berbagai manfaat ekonomi bagi daerah wisata terutama bagi pendapatan daerah, penyerapan tenaga kerja, dan perdagangan.
"Jadi, pada kesempatan ini juga saya berharap seluruh stakeholder pariwisata (pemerintah daerah, pelaku industri, akademisi, masyarakat dan media massa atau yang dikenal pentahelix) bersinergi untuk membangun suatu destinasi wisata dengan 3 (tiga) unsur utama pembangunan kepariwisataan yakni; aksesibilitas, amenitas dan atraksi," papar Yusuf. (es'em)