BREAKING NEWS

Kerjasama Dengan Pemkot Tangsel, DLH Kota Serang: Ini Kerjasama Saling Membantu

Bantenekspose.com
- Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Serang Ipiyanto mengungkapkan, bahwa kerjasama antara Pemerintah Kota (Pemkot) Serang dengan Pemkot Tangerang Selatan (Tangsel) baru tahap kerjasama antar pemerintah daerah.

Kerjasama ini tidak hanya pada persoalan lingkungan hidup dan persampahan saja. Melainkan kedepan ada kerjasama pada sektor lain.

"Kerjasama ini baru bersifat umum. Belum kepersoalan spesifik masalah sampah. Ini baru kerjasama antar pemerintah daerah. Dalam peraturan perundang-undangan diperbolehkan pemerintah daerah melakukan kerjasama," katanya dalam diskusi publik, di salah satu cafe di Kota Serang, Minggu (31/1/2021).

Ipiyanto mengatakan, dalam kerjasama pengelolaan sampah dengan Pemeritah Kota Tangerang Selatan, baru akan dibahas secara teknis, belum ditandatangani dan disetujui masing-masing DPRD. Kemudian yang akan menandatangani kerjasama pengelolan sampah itu yakni antar Kepala Dinas Lingkungan Hidup.

"Kewenangan penandatangan kerjasama pengelolaan sampah ini, nanti dilakukan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Serang dengan Kota Tangerang Selatan," ujarnya. (es'em)

Ipiyanto menjelaskan, kerjasama ini dilatarbelakangi adanya musibah yang dialami Pemkot Tangsel di TPSA-nya. Untuk itu, Pemkot Tangsel melayangkan surat secara resmi, memohon bantuan kepada Pemkot Serang untuk menampung sampah dari Tangsel sementara.

Lanjutnya, terkait keinginan dan permohonan dari Pemkot Tangsel. Ini sudah barang tentu pihaknya dari Pemkot Serang yang berada di wilayah koordinasi di delapan Kabuaten/Kota di Provinsi Banten, menyampaikan tidak keberatan. Karena sifatnya membantu sementara. Kendati demikian Ipiyanto mengaku tidak aje mumpung.

"Pemkot serang bukan semata-mata memanfaatkan terkait permohonan bantuan dari Pemkot Tangsel. Namun hanya menyampaikan kondisi TPSA di Cilowong masih memiliki keterbatasan sarana dan prasarana," ucapnya.

"Infrastrukturnya belum tersedia dengan baik. Peralatan beko hanya ada dua, doser satu. Beko kemarin kebakar satu, jadi yang beroperasi hanya tinggal satu," imbuhnya.

Selain itu, kata Ipiyanto, untuk kapasitas daya tampung TPSA Cilowong saat ini luasnya hanya 8 hektar. Harus dilakukan perluasan mencapai 16 - 17 hektare. Akan tetapi dalam perluasan area TPSA tentu membutuhkan anggaran.

"Dengan adanya peromohonan ini, kami juga mengajukan permohonan kepada Pemkot Tangsel untuk dapat membantu. Dengan kata lain, ini kerjasama yang bukan saling menguntungkan, melainkan saling membantu," ungkapnya.

Kadis LH Kota Serang memandang, dengan adanya kesepatan ini, berharap akan menjadi upaya dalam melakukan perbaikan-perbaikan, dalam pengelolaan sampah di Kota Serang.

Anggaran Minim
Dikatakan Ipiyanto, Pemkot Serang sudah mencoba mengajukan bantuan keuangan kepada Pemerintah Provinsi Banten sebesar Rp 75 miliar. Namun yang turun pada 2020 hanya Rp 45 miliar. Setelah dibagi setiap OPD, DLH Kota Serang mendapatkan bagian sebesar Rp 4,5 miliar.

"Akan tetapi, ketika akan dipergunakan anggaran itu untuk pengelolaan masalah lingkungan, datang corona. Saya dihadapkan lagi dengan masalah, karena refocusing," katanya.

Terlebih, kata Ipiyanto, masalah kurangnya anggaran di Dinas Lingkungan Hidup dalam menangani sampah, membuat dirinya merasa khawatir saat musim penghujan datang. Sebab ditakutkan terjadi bencana longsor di TPSA Cilowong, seperti yang pernah terjadi.

"Saat hujan datang, yang lain mungin bisa santai sambil minum kopi. Saya stres, memikirkan takut terjadi bencana. Pegawai banyak saya telpon, cek TPSA. Jangan sampai ada bencana," katanya.

"Kalau saya bilang, hilang semangat tidak. Namun ini (Kerjasama dengan Pemkot Tangsel) mudah mudahan menjadi solusi," ucapnya dengan nada pasrah.

Gaji Dibawah UMR
Permasalahan lain yang dihadapi, disebutkan Ipiyanto, yakni mengenai gaji pegawai kebersihan. Jika berbicara gaji menurutnya tidak cukup adil, karena dibawah UMR, belum lagi dipotong BPJS, dan Jamsostek.

Kemudian persoalan armada pengangkut sampah juga kekurangan. Saat ini hanya ada 35 unit kendaraan, sementara kebutuhan untuk menangani sampah di Kota Serang itu mencapai 117 unit.

"Berapa yang mereka terima? Saya ini menangis, yang mereka terima itu tidak sebanding. Sementara kami harus menyelesaikan persoalan sampah di Kota Serang," papar Ipiyanto dengan nada bergetar.

Kendati demikian, Ipiyanto mengaku telah melakukan upaya ditengah keterbatasan anggaran. Dirinya pun sudah mendatangkan mesin pengolah sampah menjadi karbon, dan asap cair tanpa mengeluarkan anggaran APBD Kota Serang. (es'em)
Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image