Tahun Baru, Hidupkan Semangat Revolvere
0 menit baca
Pertama kali mengenal kata revolvere itu berasal dari lirik lagu Kantata Takwa, yang beranggotakan Setiawan Djodi, Iwan Fals dan Sawung Jabo ( jika tidak salah nama ). Bahkan, kata tersebut kemudian populer di kalangan umatnya Iwan Fals, meski judul revolvere dengar-dengar itu ditulis oleh Setiawan Djodi, pengusaha sukses, sekaligus musisi.
Waktu itu, belum saya pahami betul apa itu revolvere ? alasan mendasar, itu karena tidak penting. Sebab peristilahan asing " bersetubuh " dengan bahasa kita, seperti kata itu tidak lazim di telinga, tentu bayangan kita adalah pistol yang dimiliki The Hammer atau The Hunter, kala itu tontonan serial TV yang digemari. Film barat dekade 90-an memang lagi hoki-hokinya, karena persetiap jam selalu ada film serial, film kartun, selalu berasal dari barat ( USA ). Bersamaan populernya serial TV Mac Gayver yang legend itu.
Revolvere, ini diksi yang saya pilih dari timbunan fikiran-fikiran, entah selaras atau belum tepat, dengan maksud bahwa ini adalah mengandung pengertian sikap dan tindakan.
Pengertian revolvere adalah orang yang setia, welas asih, dan penyayang. Ia menyukai tantangan dan memiliki kepribadian yang luwes. Ia ingin hidup dalam damai dan menginginkan kesepadanan intelektual dengan pasangannya.
Tahun telah berlalu, melewati rentangnya antara gagal dan sukses, antara suka dan duka, juga antara yang benar dan yang salah. Kini, memasuki satu tahapan hidup dimana tantangan semakin keras, pandemi covid-19 sepertinya masih menjadi " hantu " dunia, bahkan kecemasan atas Corona masih sisakan korban yang terus berjatuhan. Solusi dan tindakan antisipatif dari semua pihak terutama pemerintah, perlu diapresiasi sebagai bentuk tanggungjawab negara atas rakyatnya.
Kesedihan, adalah kesan dan pengalaman yang tak perlu disesali, sebagai bangsa Indonesia menjadi keniscayaan untuk bangkit membakar suluh kehidupan, agar tatanan kehidupan bisa normal dan stabil. Ini takdir yang tak terelakan sebagai bangsa yang tengah berdampingan dengan kematian karena virus tersebut.
Keteguhan, sikap yang paling harus tumbuh di dada bangsa ini yaitu dengan mengikuti dan patuh atas protokol kesehatan. Keteguhan pula untuk kemudian menjadi disiplin waktu, disiplin sikap, disiplin kerja, disiplin aturan.
Saling mengasihi, ini ciri dari karakter revolvere tersebut. Adalah kata dan perbuatan yang benar-benar tumbuh dari sisi kemanusiaanya yang mulia. Karenanya dasar manusia adalah baik. Saling membantu satu sama lainnya, dengan tidak menampilkan ego sektoral maupun ego keyakinan. Kebhinekaan adalah fakta, maka pengejawantahan atas keajegan itu saling hormat menghormati, saling peduli, saling menyayangi atas nama kemanusiaan.
Kita, diajari para leluhur untuk menjaga dan membiasakan saling asah, asih dan asuh. Ini pula produk kebudayaan bangsa Nusantara yang tak boleh luntur meski kini adalah gelombang milenium ketiga.
Kekerasan, tidak penting lagi menjadi perilaku, sebab peradaban enggan untuk dirusak oleh kekerasan meski atas nama agama. Agama sesungguhnya spirit di peradaban manusia. Bukan sekedar teks-teks suci yang didakwahkan untuk orang lain, sementara dirinya jauh dari pengamalan atas ayat tersebut. Agama juga mengajarkan bagaimana sikap manusia atas manusia lainnya. Titik tujuannya adalah memuliakan manusia dan menuhankan Tuhan.
Sebagai muslim, tentu saya mengambil sikap dan semangat untuk menguatkan kasih sayang dan welas asih sesama bangsa.
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
Artinya : Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu, maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakkal." (Q.S Ali Imran ayat 159).
Rosulullah Saw pun telah mengingatkan pada kita.
مَنْ لا يَرحم لا يُرحم
Artinya: Barang siapa tidak menyayangi maka tidak akan disayangi. (HR Bukhari dan Muslim).
إِنَّمَا يَرْحَمُ اللهُ مِنْ عِبَادِهِ الرُّحَمَاءَ
Artinya: Sesungguhnya Allah hanya menyayangi hamba-hambaNya yang penyayang.
Artinya: Sesungguhnya Allah hanya menyayangi hamba-hambaNya yang penyayang.
Perilaku welas asih, menguatkan harmoni antar bangsa, menyatukan sikap kebangsaan di atas kebhinekaan adalah tugas bangsa ini sepanjang masa.
Saya, terkesima pada ucapan Hadrotusyaikh Hasyim Asy'ari dalam kitabnya " al- Duroru al-Muntatsiroh fi al-Masail al-Tis'a 'Asyarata "
و القصد من هذا الطريق الادب # من كل حال منه هذا المذهب
Artinya : dan Yang jadi tujuan dari jalan hidup adalah adab. Sedangkan dari setiap sikap dari adab maka inilah madzhab.
Artinya : dan Yang jadi tujuan dari jalan hidup adalah adab. Sedangkan dari setiap sikap dari adab maka inilah madzhab.
Menumbuhkan sikap revolvere di masa pandemi covid 19, adalah upaya kita merobohkan keangkuhan diri untuk kemudian menumbuhkan peduli secara kolektif, membiasakan patuh aturan, menguatkan ikatan tali persatuan sesama bangsa.
Pujangga besar Chairil Anwar bilang "Nasib adalah kesunyian masing-masing."
Penulis: Hamdan Suhaemi
Wakil Ketua PW Ansor Banten
Ketua PW Rijalul Ansor Banten