Mengenal Kitab Nadham "Imronu al-Shibyan fi al-Bayani al-Arkani" Karya KH Muhammad Syanwani Sampang Banten
0 menit baca
Bantenekspose.com - KH. Muhammad Syanwani yang akrab dipanggil oleh masyarakat Sampang dengan panggilan Yai Mamat ini adalah putra dari KH. Abdul Aziz bin Mardali yang lahir pada 13 Agustus 1926 di Sampang Susukan Tirtayasa Serang. Ayahnya berasal dari kampung Ragas Purwodadi putra dari Kiai Mardali, Kiai Mardali ini adalah tokoh ulama sekaligus sesepuh masyarakat Ragas Purwodadi Lebak Wangi, ia adalah putra dari Kiai Mursyid bin KH. Abdul Qodir bin Syaikh Abdul Syukur Kenari.
Karya Kiai Syanwani yang ini termasuk pula dalam rumpun sastra Jawa berbentuk syair atau puisi lama. Tersusun dalam nadham-nadham menggunakan bahasa Jawa Banten dengan tulisan Arab. Adapaun jumlah bait nadhaman ini berjumlah 230 bait, terdiri dari 18 fashol ( fasal ).
Dari beberapa setiap fasal tersebut berisi tentang penjelasan dasar-dasar ilmu fiqih atau furu’iyah dengan tutur kalimat yang berorientasi nasihat agama. Kitab nadhaman ini ditulis pada tanggal 9 bulan Juli tahun 1976 di saat yang bersamaan tengah terjadi polemik atau diskursus paham modernisme Islam dan tradisionalisme Islam.
Sementara dalam posisinya KH. Syanwani mengambil sikap membela tradisionalisme Islam dengan fokus perjuangan tegaknya aqidah Islam dan madzhab Ahlu Sunnah wal Jamaah. Sebagai konsistensi sikap himayatu al-din, kiai ini pula selalu terdepan dalam mendakwahkannya pada umat Islam di wilayah Banten dan seputarnya. Kapasitasnya sebagai Wakil Rois Syuriah NU di Karesidenan Banten tentunya garis perjuangannya tidak jauh dari prinsip menjaga dan mengamalkan tradisi ahli sunnah wal jamaah.
Fasal Nadham
Sebelum pada segmen fasal, Kiai Syanwani menulis bait berjumlah 10 bait sebagai mukadimahnya. Semacam tanbih ( megingatkan ) dan tahdzir ( peringatan ). Yaitu seperti di bawah ini.
كبيه فوجي نعمة درجة اخيرة # لن دنياني عالم كابيه دربي الله
مخلوق كابيه اورا بيسا اورا قوة # اعيع الله كع عدمل لن قدرة
رحمة سلام تتف مريع رسول الله # و الال و الصحب ذوى الفضيلة
ووعكع انا اع اكاما اسلام لهور # كدو نوروة قران حديث كع مشهور
Sebelum pada segmen fasal, Kiai Syanwani menulis bait berjumlah 10 bait sebagai mukadimahnya. Semacam tanbih ( megingatkan ) dan tahdzir ( peringatan ). Yaitu seperti di bawah ini.
كبيه فوجي نعمة درجة اخيرة # لن دنياني عالم كابيه دربي الله
مخلوق كابيه اورا بيسا اورا قوة # اعيع الله كع عدمل لن قدرة
رحمة سلام تتف مريع رسول الله # و الال و الصحب ذوى الفضيلة
ووعكع انا اع اكاما اسلام لهور # كدو نوروة قران حديث كع مشهور
Beberapa Fasal
Dalam karyanya yang ini Kiai Syanwani menyusun secara tematis tentang Fiqih seperti tentang فروض الوضوء dengan 4 baris bait, tentang بطلان الوضوء ( batal wudu ) dengan 5 baris bait. Adapaun nadham yang menjelaskan tentang الاستنجاء ditulis 7 baris bait. Diteruskan dengan fasal الغسل ( tentang mandi ) berjumlah 7 baris bait. Tentang ما يحرم بالحدث ditulis menjadi 11 baris bait. Tentang النجسات ( najis-najis ) tertulis menjadi 9 baris bait.
Dalam karyanya yang ini Kiai Syanwani menyusun secara tematis tentang Fiqih seperti tentang فروض الوضوء dengan 4 baris bait, tentang بطلان الوضوء ( batal wudu ) dengan 5 baris bait. Adapaun nadham yang menjelaskan tentang الاستنجاء ditulis 7 baris bait. Diteruskan dengan fasal الغسل ( tentang mandi ) berjumlah 7 baris bait. Tentang ما يحرم بالحدث ditulis menjadi 11 baris bait. Tentang النجسات ( najis-najis ) tertulis menjadi 9 baris bait.
Soal haid dan nifas pada perempuan pun juga dibuat nadhamanya hingga 11 baris bait yang menjelaskan tentang ketentan hukum dan aturan di masa perempuan haid atau nifas.
Kiai Syanwani, melanjutkan rangkaian nadhamanya tentang sholat, dalam penjelasan tentang شرط صحة الصلاة ( syarat sah solat ) ditulis hingga 4 baris bait. Sementara tetang بطلان الصلاة ( batal solat ) dibuat nadhamnya hingga 6 baris bait. Pada penjelasan اركان الصلاة ( rukun - rukun solat ) ditulis menjadi 25 baris bait. Lalu, pada penjelasannya tentang اوقات الصلاة ditulis menjadi 15 baris bait.
Dalam soal sholat berjamaah, Kiai Syanwani menulis bait baris dalam nadhamnya itu hingga 30 baris bait. Sedangkan شرط صحة الصلاة ) syarat sah sholat ) disusun penjelasanya hingga 10 baris bait.
Pada penjelasannya tentang puasa ( الصوم ) dibuat nadhamnya hingga 8 baris bait, disusul tentang بطلان الصوم ( batal puasa ) disusun menjadi 9 baris bait. Jika penjelasannya tentang ما يتعلق بالوم disusun menjadi 9 baris bait.
Sedngkan soal الزكاة ( zakat ), Kiai Syanwani menjelaskan dengan penjelasan nadhomi hingga 26 baris bait. Meskipun demikian Kiai Syanwani tidak menjelaskan soal الحاج ( ibadah Haji ), menurut pengakuannya yang tertulis dalam kitab nadhaman tersebut bahwa soal Haji tidak diurai meski di tahun 1976 tersebut Kiai Syanwani sudah menunaikan ibadah haji di tahun 1968, itu lantaran ibadah haji bisa diketahui lagsung dengan pelaksanaanya di Mekkah, Arab Saudi pada musim haji. Karya nadham ini, ditutup dengan خاتمة dengan 8 bait.
Penutup
Kitab nadham karya Yai San ini, sering dilagukan bersama oleh anak-anak diniyah dan ibu-ibu muslimat NU di masing-masing majlis taklimnya.
Kitab nadham karya Yai San ini, sering dilagukan bersama oleh anak-anak diniyah dan ibu-ibu muslimat NU di masing-masing majlis taklimnya.
Dari semua fasal-fasal yang tertulis di kitab nadham tersebut, Kiai Syanwani hendak bermaksud menjelaskan soal Fiqih, bagaimana cara supaya fiqih tidak berat dan kaku untuk kemudian menjadi syariat yang selalu diterapkan dalam kehidupan sehari-harinya umat Islam, terkhusus kalangan nahdliyyin.
Penulis: M Hamdan Suhaemi
Ketua PW Rijalul Ansor Provinsi Banten
Ketua PW Rijalul Ansor Provinsi Banten