Bantenekspose.com - Setelah sebelumnya dikabarkan viral lantaran diduga tidak makan, dan hanya meminum air galon selama dua hari. Yuli N...
Bantenekspose.com - Setelah sebelumnya dikabarkan viral lantaran diduga tidak makan, dan hanya meminum air galon selama dua hari. Yuli Nur Amelia (42), salah seorang warga warga RT (03/07) Lingkungan Kaloran, Kelurahan Lontar Baru, Kecamatan Serang, Kota Serang, menghembuskan nafas terakhirnya.
Kondisi itu dikarenakan perekonomian keluarganya terpuruk, akibat dampak adanya penyebaran virus corona. Kabar almarhumah Yuli meninggal sendiri, diketahui dari pesan WahatsApp berantai yang tersebar. Dalam pesan itu ditulisakan ucapan belasungkawa atas meninggalnya Yuli.
Namun hingga saat ini, penyebab meninggalnya warga Lontar Baru itu belum diketahui. Sebab awak media belum dapat mengkonfirmasi pihak keluarga.
Innalillahi wa innailahi roziun, telah meninggal dunia ibu Yuli warga Lontar Kota Serang hari ini jam 15.00 WIB. Ibu Yuli viral menahan lapar tidak makan, cuma minum air galon selama dua hari dampak penanganan covid-19 yang lambat. Semoga husnul khotimah. Amiin, tulis pesan berantai yang diterima awak media, Senin, (20/4/2020).
Kisah kehidupan Yuli dan keluarganya dilanda kesulitan, sebelumnya telah mencuat diberbagai media. Termasuk, kondisi sang suami yang bekerja sebagai buruh serabutan, tak sanggup untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarganya.
Diketahui sebelum meninggal, Minggu (19/4/2020). Sembari menangis Yuli sempat menceritakan keadaan keluarganya yang tengah kesusahan memenuhi biaya hidup sehari-hari, bahkan untuk makan sekalipun. Termasuk, menceritakan pula keadaan anaknya yang tak dapat melanjutkan sekolah.
Lurah Lontar Baru Dede Sudrajat mengatakan, dirinya mengetahui warganya yang sebelumnya viral, telah meninggal dunia dari informasi Ketua RT dan RW. Dia membeberkan, berdasarkan informasi yang diterima. Almarhumah mengalami pinsan, dan sempat dibawa ke Puskesmas Singandaru. Namun, saat dalam perjalanan menuju Puskesmas sudah tak tertolong.
"Almarhumah sempat pingsan, langsung dibawa ke Puskemas Singandaru. Dalam perjalanan almarhumah sudah tidak ada (meninggal dunia)," katanya.
Lebih lanjut, Dede Sudrajat mengklaim, Yuli meninggal bukan karena terkena virus corona dan faktor kelaparan. "Saya turut berdukacita atas meninggalnya almarhumah. Semoga husnul khotimah, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan," ucapnya.
Sementara, Camat Serang Tb Yassin menuturkan, saat mendengar Yuli meninggal dunia, dirinya mengaku kaget. Sebab, satu hari sebelumnya pada Minggu (19/4/2020), pada saat pihaknya mengunjungi kediaman keluarga almarhumah. Kondisi Yuli terlihat sehat, dan tidak nampak sedang mengalami sakit.
“Segar kok kondisinya. Sempat berbicara dengan saya juga,” ujarnya.
Dari kabar yang diterima. Beberapa pihak mulai dari relawan, Anggota DPRD Kota Serang, organisasi perangkat daerah (OPD) seperti Dinsos dari lingkungan Pemerintah Kota Serang, dan Provinsi Banten telah memberikan bantuan sembako.
Diketahui, kondisi terdampaknya sektor ekonomi akibat penyebaran virus corona di Kota Serang. Memang tidak hanya dirasakan oleh keluarga almarhum Yuli. Sebab, dari beberpa pemberitaan yang ditayangkan baik di surat kabar maupun di media daring. Beberapa pasangan suami istri (pasutri) mengalami keterpurukan ekonomi.
Jaring Pengaman Sosial
Guna membantu warga yang terdampak Covid-19n Dinas Sosial (Dinsos) Kota Serang mengaku akan mengupayakan Jaring Pengaman Sosial (JPS) bisa disalurkan pada awal pekan Ramadan.
Hal itu dikatakan Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Serang Poppy Nopriadi, di Ruang Kerjanya. Senin (20/4/2020).
Poppy mengatakan, saat ini pihaknya tengah melakukan verifikasi dan validasi data yang sudah masuk dari RT/RW dan kelurahan. Kata dia, data yang masuk dari RT/RW sekitar 80.000 keluarga.
"Kami berharap proses verifikasi cepat selesai sesegera mungkin, paling tidak diawal Ramadan bantuan sudah bisa diamankan," katanya.
Poppy mengaku, proses verifikasi dan validasi akan terus dilakukan bahkan hingga tahap penyaluran. Hal itu agar bantuan yang disalurkan dari hasil realokasi dan refocusing itu dapat tepat sasaran, dan tidak ditemukan data penerima yang ganda. Seperti dari bantuan pemerintah pusat, Provinsi Banten dan penerima bantuan lain seperti PKH dan bantuan sosial lain dari pemerintah.
"Kami sedang memverifikasi, karena kami ingin bantuan yang diberikan tepat sasaran, minimal yang mendekatilah kalau 100 persen sulit juga," ujarnya.
Sementara, juru bicara percepatan penanganan Covid-19 Hari W Pamungkas mengatakan, verifikasi dan validasi data penerima bantuan belum final. Namun kata dia, dipastikan JPS akan segera disalurkan.
Hari juga mengatakan, apabila ada kekurangan, maka Pemkot diberi kewenangan untuk melakukan realokasi dan refocusing ulang. Kendati Demikian, jumlah totalnya belum bisa disebutkan.
"Untuk sementara kan kuota kita kemarin 35 ribu, kita lihat hasil pendataan kan kemarin ada 81 ribuan selisihnya lagi kita olah lagi validasi ulang lagi, berapa sih total sebenarnya," katanya. (es'em)
Kondisi itu dikarenakan perekonomian keluarganya terpuruk, akibat dampak adanya penyebaran virus corona. Kabar almarhumah Yuli meninggal sendiri, diketahui dari pesan WahatsApp berantai yang tersebar. Dalam pesan itu ditulisakan ucapan belasungkawa atas meninggalnya Yuli.
Namun hingga saat ini, penyebab meninggalnya warga Lontar Baru itu belum diketahui. Sebab awak media belum dapat mengkonfirmasi pihak keluarga.
Innalillahi wa innailahi roziun, telah meninggal dunia ibu Yuli warga Lontar Kota Serang hari ini jam 15.00 WIB. Ibu Yuli viral menahan lapar tidak makan, cuma minum air galon selama dua hari dampak penanganan covid-19 yang lambat. Semoga husnul khotimah. Amiin, tulis pesan berantai yang diterima awak media, Senin, (20/4/2020).
Kisah kehidupan Yuli dan keluarganya dilanda kesulitan, sebelumnya telah mencuat diberbagai media. Termasuk, kondisi sang suami yang bekerja sebagai buruh serabutan, tak sanggup untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarganya.
Diketahui sebelum meninggal, Minggu (19/4/2020). Sembari menangis Yuli sempat menceritakan keadaan keluarganya yang tengah kesusahan memenuhi biaya hidup sehari-hari, bahkan untuk makan sekalipun. Termasuk, menceritakan pula keadaan anaknya yang tak dapat melanjutkan sekolah.
Lurah Lontar Baru Dede Sudrajat mengatakan, dirinya mengetahui warganya yang sebelumnya viral, telah meninggal dunia dari informasi Ketua RT dan RW. Dia membeberkan, berdasarkan informasi yang diterima. Almarhumah mengalami pinsan, dan sempat dibawa ke Puskesmas Singandaru. Namun, saat dalam perjalanan menuju Puskesmas sudah tak tertolong.
"Almarhumah sempat pingsan, langsung dibawa ke Puskemas Singandaru. Dalam perjalanan almarhumah sudah tidak ada (meninggal dunia)," katanya.
Lebih lanjut, Dede Sudrajat mengklaim, Yuli meninggal bukan karena terkena virus corona dan faktor kelaparan. "Saya turut berdukacita atas meninggalnya almarhumah. Semoga husnul khotimah, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan," ucapnya.
Sementara, Camat Serang Tb Yassin menuturkan, saat mendengar Yuli meninggal dunia, dirinya mengaku kaget. Sebab, satu hari sebelumnya pada Minggu (19/4/2020), pada saat pihaknya mengunjungi kediaman keluarga almarhumah. Kondisi Yuli terlihat sehat, dan tidak nampak sedang mengalami sakit.
“Segar kok kondisinya. Sempat berbicara dengan saya juga,” ujarnya.
Dari kabar yang diterima. Beberapa pihak mulai dari relawan, Anggota DPRD Kota Serang, organisasi perangkat daerah (OPD) seperti Dinsos dari lingkungan Pemerintah Kota Serang, dan Provinsi Banten telah memberikan bantuan sembako.
Diketahui, kondisi terdampaknya sektor ekonomi akibat penyebaran virus corona di Kota Serang. Memang tidak hanya dirasakan oleh keluarga almarhum Yuli. Sebab, dari beberpa pemberitaan yang ditayangkan baik di surat kabar maupun di media daring. Beberapa pasangan suami istri (pasutri) mengalami keterpurukan ekonomi.
Jaring Pengaman Sosial
Guna membantu warga yang terdampak Covid-19n Dinas Sosial (Dinsos) Kota Serang mengaku akan mengupayakan Jaring Pengaman Sosial (JPS) bisa disalurkan pada awal pekan Ramadan.
Hal itu dikatakan Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Serang Poppy Nopriadi, di Ruang Kerjanya. Senin (20/4/2020).
Poppy mengatakan, saat ini pihaknya tengah melakukan verifikasi dan validasi data yang sudah masuk dari RT/RW dan kelurahan. Kata dia, data yang masuk dari RT/RW sekitar 80.000 keluarga.
"Kami berharap proses verifikasi cepat selesai sesegera mungkin, paling tidak diawal Ramadan bantuan sudah bisa diamankan," katanya.
Poppy mengaku, proses verifikasi dan validasi akan terus dilakukan bahkan hingga tahap penyaluran. Hal itu agar bantuan yang disalurkan dari hasil realokasi dan refocusing itu dapat tepat sasaran, dan tidak ditemukan data penerima yang ganda. Seperti dari bantuan pemerintah pusat, Provinsi Banten dan penerima bantuan lain seperti PKH dan bantuan sosial lain dari pemerintah.
"Kami sedang memverifikasi, karena kami ingin bantuan yang diberikan tepat sasaran, minimal yang mendekatilah kalau 100 persen sulit juga," ujarnya.
Sementara, juru bicara percepatan penanganan Covid-19 Hari W Pamungkas mengatakan, verifikasi dan validasi data penerima bantuan belum final. Namun kata dia, dipastikan JPS akan segera disalurkan.
Hari juga mengatakan, apabila ada kekurangan, maka Pemkot diberi kewenangan untuk melakukan realokasi dan refocusing ulang. Kendati Demikian, jumlah totalnya belum bisa disebutkan.
"Untuk sementara kan kuota kita kemarin 35 ribu, kita lihat hasil pendataan kan kemarin ada 81 ribuan selisihnya lagi kita olah lagi validasi ulang lagi, berapa sih total sebenarnya," katanya. (es'em)
COMMENTS