BREAKING NEWS

Banten Ranking 6 Bahaya Narkoba di Indonesia


Bantenekspose.com - Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Banten mencatat, dari 34 provisni di Tanah Air, Provinsi Banten menduduki ranking ke-6 bahaya narkoba. Setelah Provinsi DKI Jakarta, Sumatera Utara (Sumut), Jawa Tengah (Jateng), Jawa Timur (Jatim) dan Jawa Barat (Jabar). Artinya, Banten memasuki sepuluh besar tingkat nasional. Hal ini berdasarkan hasil kajian yang dilakukan Universitas Indonesia (UI) dan BNN Pusat pada 2017 lalu.

"Kita kan sudah dikaji pada 2017 Universitas Indonesia dan BNN Pusat. Di mana hasil kajian itu terdapat dari 34 provinsi di Indonesia, Provinsi Banten masuk ranking ke enam. Ranking ke enam itu berbahaya, sepuluh besar itu," kata Kepala Bidang Pencegahan BNN Banten, Kompol Abdul Majid kepada bantenekspose.com usai didaulat menjadi keynote speaker dalam acara penyuluhan hukum pencegahan bahaya narkoba, di Ponpes Bani Zen Tembong, Kota Serang, Jum'at (24/5/2019) sore.

Ia menjelaskan, hal ini disebabkan disamping sisi potensi penduduk Indonesia yang cukup besar, juga menjadi pangsa pasar peredaran gelap narkoba. Kondisi saat ini berbeda, kata dia, kalau dulu Indonesia jadi perlintasan, namun sekarang jadi pangsa pasar. Artinya, negara lain yang memproduksi, sementara negara Indonesia yang mengkonsumsinya.

Menurutnya, penjajahan melalui narkoba ini lebih bahaya dibandingkan penjajahan jaman Jepang. Majid juga mengibaratkan narkoba itu seperti musuh dalam selimut.

"Kalau Jepang lebih jelas kelihatan musuhnya, punya tentara, punya bedil kita lawan, kita berani orang Banten Jawara kan? Tapi kalau sudah narkoba musuh dalam selimut di dalam keluarga, satu orang sudah terkena tidak ketahuan tiba-tiba sudah sakit terpapar juga ke yang lainnya. Tahu tahu balelol, orang pintar jadi bodoh bahkan bisa jadi gila pengguna narkoba itu," ujar Majid.

Ia khawatir, kalau seandainya tidak gencar melakukan sosialisasi (penyuluhan) oleh pemerintah daerah termasuk polisi, tentara dan BNN bagaimana nasib masyarakat ke depannya kalau tidak dijaga.

Kendati demikian, Majid optimis, dengan segala keterbatasan sumber dana, keterbatasan personel, BNN mencoba mensiasati membentuk penggiat anti narkoba baik di lingkungan instansi pemerintahan termasuk tingkat kelurahan dan desa, sehingga harapan ke depan Banten bisa bersih dari narkoba atau desa bersih narkoba.

"Makanya untuk melakukan pencegahan ini perlu keterlibatan dari semua elemen masyarakat, termasuk LSM, ormas, dan media massa," pungkas Majid. (emde)
Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image