Bantenekspose.com - Nissa (4) dan Raisa (8) warga Keluarahan Unyur, Kecamatan Serang, Kota Serang menderita karena serangan penyakit DBD ...
Bantenekspose.com - Nissa (4) dan Raisa (8) warga Keluarahan Unyur, Kecamatan Serang, Kota Serang menderita karena serangan penyakit DBD (Demam Berdarah Langue). Nissa mengalami sakit DBD sejak Desember 2018 lalu. Sementara Raisa sejak Januari 2018. Meski keduanya saat ini kondisinya sudah mulai membaik.
Ratu Puspita Sari, ibu kandung kedua korban mengatakan, Nissa terkena penyakit DBB sejak 24 Desember 2018 lalu. Awalnya demam panas, kemudian 3 hari berturut-turut demamnya nggak turun. Setelah itu dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan perawatan (cek darah) dari hasil pemeriksaannya positif DBD.
"Setelah 5 hari timbul bercak-bercak warna, di rumah sakit juga kan di cek-nya per 8 jam sehari. Hasilnya itu positif DBD," kata ibu beranak dua ini kepada awak media, Rabu (13/2/19).
Kemudian, lanjut Ratu, setelah itu terkena anak yang nomor satu (Raisa). Awal mulanya sama demam panasnya gak turun-turun. Setelah dilakukan pengecekan ternyata terkena penyakit yang sama.
"Turunnya paling turun 42, 39, 38, nggak pernah normal. Setelah dicek DBD juga," imbuhnya.
Ibu beranak dua ini berharap, kepada pemerintah dalam hal ini Dinas Kesehatan agar segera difuging rumuah miliknya dan lingkungan sekitar, karena khawatir mewabah kemana-mana.
"Saya sih ingin segera di fuging rumah saya ini soalnya takut mewabah ke yang lain. Anak saya saja sudah dua terkena. Jangan sampai terkena ke yang lain," ucapnya.
Terpisah, Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Serang, M. Ikbal mengungkapkan, penanganan dari Dinkes memang ada yang sifatnya pencegahan dan penanganan pasca kejadian. Penanganan pencegahan pihaknya telah mendorong masyarakat agar melakukan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk).
"PSN ini telah disampaikan terkait surat edaran Walikota termasuk juga teman-teman yang ada di Puskesmas dengan kadernya bahwa setiap rumah Jumantik itu kita galakan kembali, walaupun memang itu rutin sudah ada," ungkap Ikbal.
Menurutnya, jika digalakan satu rumah satu jumantik atau pemberantasan nyamuk secara masif diseluruh masyarakat. Dirinya yakin kasus-kasus DBD yang meresahkan ini akan berkurang, bahkan mungkin bisa turun drastis.
"Itu penanganan pencegahan. Kalau penangan yang sudah terjadi kasus ada penderitanya itu memang kita dengan menggunakan kegiatan penanggulangan fokus yaitu daerah yang sudah terkena. Makan kita lakukan foging dengan radius sekitar 100-200 meter pada lokasi kasus," terangnya.
Ikbal menyebutkan, sampai minggu kemarin sebanyak 13 kasus DBD. Tapi alhamdulillah masih bisa ditanggulangi sehingga tidak menimbulkan korban. Sementara, kasus terbanyak ada di dua kecamatan yaitu Serang dan Cipocok Jaya.
"Dua kecamatan itu yang masih mendominasi. Kalau kita bandingkan dengan bulan dan tahun yang lalu kan itu sudah dua kali lipat kenaikannya. Bahkan bisa semakin naik karena curah hujannya yang semakin tinggi. Makanya kita lakukan beberapa upaya," pungkas Ikbal. (emde)
Ratu Puspita Sari, ibu kandung kedua korban mengatakan, Nissa terkena penyakit DBB sejak 24 Desember 2018 lalu. Awalnya demam panas, kemudian 3 hari berturut-turut demamnya nggak turun. Setelah itu dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan perawatan (cek darah) dari hasil pemeriksaannya positif DBD.
"Setelah 5 hari timbul bercak-bercak warna, di rumah sakit juga kan di cek-nya per 8 jam sehari. Hasilnya itu positif DBD," kata ibu beranak dua ini kepada awak media, Rabu (13/2/19).
Kemudian, lanjut Ratu, setelah itu terkena anak yang nomor satu (Raisa). Awal mulanya sama demam panasnya gak turun-turun. Setelah dilakukan pengecekan ternyata terkena penyakit yang sama.
"Turunnya paling turun 42, 39, 38, nggak pernah normal. Setelah dicek DBD juga," imbuhnya.
Ibu beranak dua ini berharap, kepada pemerintah dalam hal ini Dinas Kesehatan agar segera difuging rumuah miliknya dan lingkungan sekitar, karena khawatir mewabah kemana-mana.
"Saya sih ingin segera di fuging rumah saya ini soalnya takut mewabah ke yang lain. Anak saya saja sudah dua terkena. Jangan sampai terkena ke yang lain," ucapnya.
![]() |
Seketaris Dinkes Kota Serang, M. Ikbal: Masyarakat diharapkan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). |
Terpisah, Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Serang, M. Ikbal mengungkapkan, penanganan dari Dinkes memang ada yang sifatnya pencegahan dan penanganan pasca kejadian. Penanganan pencegahan pihaknya telah mendorong masyarakat agar melakukan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk).
"PSN ini telah disampaikan terkait surat edaran Walikota termasuk juga teman-teman yang ada di Puskesmas dengan kadernya bahwa setiap rumah Jumantik itu kita galakan kembali, walaupun memang itu rutin sudah ada," ungkap Ikbal.
Menurutnya, jika digalakan satu rumah satu jumantik atau pemberantasan nyamuk secara masif diseluruh masyarakat. Dirinya yakin kasus-kasus DBD yang meresahkan ini akan berkurang, bahkan mungkin bisa turun drastis.
"Itu penanganan pencegahan. Kalau penangan yang sudah terjadi kasus ada penderitanya itu memang kita dengan menggunakan kegiatan penanggulangan fokus yaitu daerah yang sudah terkena. Makan kita lakukan foging dengan radius sekitar 100-200 meter pada lokasi kasus," terangnya.
Ikbal menyebutkan, sampai minggu kemarin sebanyak 13 kasus DBD. Tapi alhamdulillah masih bisa ditanggulangi sehingga tidak menimbulkan korban. Sementara, kasus terbanyak ada di dua kecamatan yaitu Serang dan Cipocok Jaya.
"Dua kecamatan itu yang masih mendominasi. Kalau kita bandingkan dengan bulan dan tahun yang lalu kan itu sudah dua kali lipat kenaikannya. Bahkan bisa semakin naik karena curah hujannya yang semakin tinggi. Makanya kita lakukan beberapa upaya," pungkas Ikbal. (emde)
COMMENTS