BantenEkspose.com - Ratusan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang akan direlokasi ke Kepandean dari kawasan Stadion Maulana Yusuf Ciceri, hari in...
BantenEkspose.com - Ratusan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang akan direlokasi ke Kepandean dari kawasan Stadion Maulana Yusuf Ciceri, hari ini menyambangi Gedung DPRD Kota Serang untuk mengadukan nasibnya. Pasalnya, relokasi tempat yang disediakan Pemerintah Kota (Pemkot) Serang masih belum jelas (fiktif).
Hamidah alias Neng (39), salah satu pedagang pakaian di Stadion mengatakan, dirinya meminta kebijakan dari Pemerintah agar pada malam Sabtu dan Minggu tetap bisa berjualan di kawasan Stadion. Ia mengaku, jika harus memaksakan berjualan di Kepandean tentu omset pendapatannya menurun dan itu tidak bisa memenuhi kebutuhan keluarganya. Karena, tempat yang disediakan pemerintah belum tepat untuk dijadikan tempat berjualan, lantaran belum ada penertiban (persiapan) di lokasi tersebut.
"Saya minta kebijaksanaannya untuk malam Sabtu dan Minggu bisa buka saja, gitu loh. Karena untuk menyambung hidup kita, gitu loh. Kalau jualan di Kepandean gak masuk (kurang tepat) karena peminatnya masih sedikit, dan masih terkenal negatifnya tempat itu. Saya sudah sebulan gak jualan, kerjaan saya cuma dirumah, nyuci, makan dan ngurus anak, cuma gitu aja," kata Neng, saat diwawancara di sela-sela Audiensi bersama pimpinan dan anggota DPRD Kota Serang, di Ruang Aspirasi, Kamis (31/1/19).
Neng khawatir, jika sudah ramai pengunjung di Kepandean akan direlokasi lagi ke tempat lain. Dirinya mengaku trauma dengan kejadian sebelumnya, pada saat masih jualan di Alun-alun. Dulu, ia mendapatkan penertiban dari Pemerintah dan direlokasikan ke Stadion, alhasil dari Stadion direlokasikan kembali ke Kepandean lantaran berbenturan dengan aturan yang ada.
"Kalau memang direlokasi, ya direlokasikan. Kalau boleh di Stadion harus seperti apa, kan gitu. Jangan sampai semua sekecil apapun nggak bisa jualan, itu kan tidak mungkin. Karena di Stadion pasti banyak yang datang. Apakah dia (pengunjung) butuh minum atau butuh apalah," ucapnya.
Para PKL berkeinginan, boleh apa tidaknya harus ditentukan Pemerintah sendiri. Memang, kata Iman, kalau keinginan pedagang berjualan seperti biasa di Stadion dengan dasar jika harus bayar PAD (Pendapatan Asli Daerah) PKL pun menyanggupinya, asalkan tetap bisa berjualan di lokasi tersebut. Namun jika tetap kekeuh, PKL siap direlokasikan ke Kepandean dengan catatan, harus ada dukungan 100 persen dari pemerintah.
"Jadi pengennya, boleh dan tidak boleh harus ditentukan oleh Pemerintah sendiri. Kalau keinginan pedagang berjualan seperti biasa di Stadion, dengan dasar kalau mau ditata yang baik kita siap bayar PAD (Pendapatan Asli Daerah) jangankan PAD ada yang minta (jatah-red) tetap kita kasih, asalkan kita tetap bisa jualan. Kita juga siap menyumbang PAD untuk Kota Serang. Kita semuanya siap asalkan ada dukungan Pemerintah, jangan sampai yang sudah terjadi tahun dulu terulang lagi," tegasnya. (Emde)
Hamidah alias Neng (39), salah satu pedagang pakaian di Stadion mengatakan, dirinya meminta kebijakan dari Pemerintah agar pada malam Sabtu dan Minggu tetap bisa berjualan di kawasan Stadion. Ia mengaku, jika harus memaksakan berjualan di Kepandean tentu omset pendapatannya menurun dan itu tidak bisa memenuhi kebutuhan keluarganya. Karena, tempat yang disediakan pemerintah belum tepat untuk dijadikan tempat berjualan, lantaran belum ada penertiban (persiapan) di lokasi tersebut.
"Saya minta kebijaksanaannya untuk malam Sabtu dan Minggu bisa buka saja, gitu loh. Karena untuk menyambung hidup kita, gitu loh. Kalau jualan di Kepandean gak masuk (kurang tepat) karena peminatnya masih sedikit, dan masih terkenal negatifnya tempat itu. Saya sudah sebulan gak jualan, kerjaan saya cuma dirumah, nyuci, makan dan ngurus anak, cuma gitu aja," kata Neng, saat diwawancara di sela-sela Audiensi bersama pimpinan dan anggota DPRD Kota Serang, di Ruang Aspirasi, Kamis (31/1/19).
Neng khawatir, jika sudah ramai pengunjung di Kepandean akan direlokasi lagi ke tempat lain. Dirinya mengaku trauma dengan kejadian sebelumnya, pada saat masih jualan di Alun-alun. Dulu, ia mendapatkan penertiban dari Pemerintah dan direlokasikan ke Stadion, alhasil dari Stadion direlokasikan kembali ke Kepandean lantaran berbenturan dengan aturan yang ada.
"Tapi mungkin apakah kita nanti tetap disitu (Kepandean), pasti kita akan digusur lagi. Ya kaya di Alun-alun kan tadinya nggak ada, kita rame digusur lagi. Harus ada kepastian yang pastilah. Maksud saya, pasang semacam baja ringan sebelum kita diusir di pinggir-pinggir stadion itu bikin baja ringan yang murah-meriahlah bayarnya. Jangan sampai 5 juta, 8 juta, 15 juta, seperti yang di belakang Stadion," ujar Ibu beranak tiga ini.Senada demikian, dikatakan Koordinator PKL Stadion Iman Setiabudi, tujuan kedatangan mereka untuk mempertanyakan nasib para PKL. Menurutnya, selama ini para PKL belum mendapatkan kejelasan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Serang, lantaran tempat yang disediakan di Kepandean belum bisa menampung semua PKL yang direlokasi dari Stadion. Artinya, jika memang mau direlokasi harus ada solusi yang jelas.
"Kalau memang direlokasi, ya direlokasikan. Kalau boleh di Stadion harus seperti apa, kan gitu. Jangan sampai semua sekecil apapun nggak bisa jualan, itu kan tidak mungkin. Karena di Stadion pasti banyak yang datang. Apakah dia (pengunjung) butuh minum atau butuh apalah," ucapnya.
Para PKL berkeinginan, boleh apa tidaknya harus ditentukan Pemerintah sendiri. Memang, kata Iman, kalau keinginan pedagang berjualan seperti biasa di Stadion dengan dasar jika harus bayar PAD (Pendapatan Asli Daerah) PKL pun menyanggupinya, asalkan tetap bisa berjualan di lokasi tersebut. Namun jika tetap kekeuh, PKL siap direlokasikan ke Kepandean dengan catatan, harus ada dukungan 100 persen dari pemerintah.
"Jadi pengennya, boleh dan tidak boleh harus ditentukan oleh Pemerintah sendiri. Kalau keinginan pedagang berjualan seperti biasa di Stadion, dengan dasar kalau mau ditata yang baik kita siap bayar PAD (Pendapatan Asli Daerah) jangankan PAD ada yang minta (jatah-red) tetap kita kasih, asalkan kita tetap bisa jualan. Kita juga siap menyumbang PAD untuk Kota Serang. Kita semuanya siap asalkan ada dukungan Pemerintah, jangan sampai yang sudah terjadi tahun dulu terulang lagi," tegasnya. (Emde)
COMMENTS