BantenEkspose.com - Sesuai dengan intruksi Menteri Agama melalui Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kemenag Provinsi Banten agar mendirikan...
BantenEkspose.com - Sesuai dengan intruksi Menteri Agama melalui Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kemenag Provinsi Banten agar mendirikan posko pengungsian di wilayah yang terkena dampak tsunami Selat Sunda.
Atas instruksi tersebut jajaran Kanwil Kemenag Banten mendirikan tiga titik posko pengungsian diantaranya, di MTsN 2 Pandeglang di Kecamatan Labuan, MTsN 7 Pandeglang di Kecamatan Angsana, dan di MI Math’laul Anwar Citangkil di Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang.
Kepala Kemenag Kabupaten Pandeglang, Endang mengatakan, bahwa jumlah warga yang mengungsi di tiga posko tersebut sekitar 3.300 orang. Menurutnya, sebagian ada yang menetap baik siang maupun malam hari di pengungsian, karena rumahnya rusak, ada juga karena dekat dengan bibir pantai. Sehingga mereka (warga) khawatir untuk tinggal di rumah, sementara sebagian lainnya hanya mendatangi Pokso pengungsian dimalam hari, sedangkan di siang hari mereka (warga) kembali ke rumah masing-masing.
"Para pengungsi yang berada di Posko Kementrian Agama saat ini menggunakan tempat tinggal darurat di ruang-ruang belajar madrasah. Selama ditempat pengungsian kami berusaha maksimal untuk menyediakan makan, minum, makanan ringan, selimut, alas tidur, pakaian dalam, alat kesehatan, kebutuhan bayi bahkan obat-obatan ringan," kata Endang, Sabtu (29/12/18).
Selain itu, lanjut Endang, sesuai instruksi Kakanwil pihaknya mencoba memberikan bimbingan spiritual berupa tausiyah dan wejangan untuk membantu meningkatkan mental dan semangat para pengungsi.
"Kegiatan bakti sosial Kementerian Agama untuk membantu korban bencana tsunami, diselenggarakan atas instruksi Menteri Agama dengan menggunakan dana yang berasal dari sumbangan aparatur sipil negara pada Kementerian Agama," ungkapnya.
Sementara, Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Banten, H. A. Bazari Syam mengungkapkan, bahwa pihaknya mengapresiasi kepada Menteri Agama yang telah mengambil langkah cepat ditengah suasana shok atas peristiwa tsunami ini dengan memerintahkan untuk membuat langkah-langkah dalam penanganan menghadapi darurat bencana tsunami di Banten.
“Setiap orang yang menjadi korban ujian bencana tsunami ini adalah orang baik, mereka yang selamat adalah orang-orang baik yang diselamatkan, sedangkan mereka yang wafat adalah orang-orang terbaik yang di syahidkan," ungkapnya.
Selain itu juga, Kepala Biro Umum Kementerian Agama RI H Syafrizal mewakili Menteri Agama berpesan, agar kejadian tsunami ini dapat dipahami secara arif dan bijak. "Saya mengajak kepada seluruh jajaran Kementerian Agama khususnya, dan masyarakat pada umumnya untuk memaknai bahwa kejadian musibah tsunami ini sebagai ujian dari Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa kepada hamba-Nya yang akan ditingkatkan derajatnya,” pesannya.
Kegiatan bakti sosial terhadap korban bencana tsunami ditandai dengan penyerahan secara simbolis paket bantuan kepada Tim Baksos Kementerian Agama yang melibatkan seluruh personil Kementerian Agama di Kabupaten Pandeglang dan unsur personil pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten, serta dibantu secara aktif oleh unsur TNI yang bertugas di titik lokasi pengungsian.
Adapun bantuan yang disalurkan berupa Beras, Minyak sayur, Gula pasir, alat-alat kesehatan dan kebutuhan bayi. Selain itu Menteri Agama juga memberikan santunan kepada 10 keluarga korban dan bantuan biaya pengobatan korban luka-luka sebanyak 6 orang. (Emde)
Atas instruksi tersebut jajaran Kanwil Kemenag Banten mendirikan tiga titik posko pengungsian diantaranya, di MTsN 2 Pandeglang di Kecamatan Labuan, MTsN 7 Pandeglang di Kecamatan Angsana, dan di MI Math’laul Anwar Citangkil di Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang.
Kepala Kemenag Kabupaten Pandeglang, Endang mengatakan, bahwa jumlah warga yang mengungsi di tiga posko tersebut sekitar 3.300 orang. Menurutnya, sebagian ada yang menetap baik siang maupun malam hari di pengungsian, karena rumahnya rusak, ada juga karena dekat dengan bibir pantai. Sehingga mereka (warga) khawatir untuk tinggal di rumah, sementara sebagian lainnya hanya mendatangi Pokso pengungsian dimalam hari, sedangkan di siang hari mereka (warga) kembali ke rumah masing-masing.
"Para pengungsi yang berada di Posko Kementrian Agama saat ini menggunakan tempat tinggal darurat di ruang-ruang belajar madrasah. Selama ditempat pengungsian kami berusaha maksimal untuk menyediakan makan, minum, makanan ringan, selimut, alas tidur, pakaian dalam, alat kesehatan, kebutuhan bayi bahkan obat-obatan ringan," kata Endang, Sabtu (29/12/18).
Selain itu, lanjut Endang, sesuai instruksi Kakanwil pihaknya mencoba memberikan bimbingan spiritual berupa tausiyah dan wejangan untuk membantu meningkatkan mental dan semangat para pengungsi.
"Kegiatan bakti sosial Kementerian Agama untuk membantu korban bencana tsunami, diselenggarakan atas instruksi Menteri Agama dengan menggunakan dana yang berasal dari sumbangan aparatur sipil negara pada Kementerian Agama," ungkapnya.
Sementara, Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Banten, H. A. Bazari Syam mengungkapkan, bahwa pihaknya mengapresiasi kepada Menteri Agama yang telah mengambil langkah cepat ditengah suasana shok atas peristiwa tsunami ini dengan memerintahkan untuk membuat langkah-langkah dalam penanganan menghadapi darurat bencana tsunami di Banten.
“Setiap orang yang menjadi korban ujian bencana tsunami ini adalah orang baik, mereka yang selamat adalah orang-orang baik yang diselamatkan, sedangkan mereka yang wafat adalah orang-orang terbaik yang di syahidkan," ungkapnya.
Selain itu juga, Kepala Biro Umum Kementerian Agama RI H Syafrizal mewakili Menteri Agama berpesan, agar kejadian tsunami ini dapat dipahami secara arif dan bijak. "Saya mengajak kepada seluruh jajaran Kementerian Agama khususnya, dan masyarakat pada umumnya untuk memaknai bahwa kejadian musibah tsunami ini sebagai ujian dari Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa kepada hamba-Nya yang akan ditingkatkan derajatnya,” pesannya.
Kegiatan bakti sosial terhadap korban bencana tsunami ditandai dengan penyerahan secara simbolis paket bantuan kepada Tim Baksos Kementerian Agama yang melibatkan seluruh personil Kementerian Agama di Kabupaten Pandeglang dan unsur personil pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten, serta dibantu secara aktif oleh unsur TNI yang bertugas di titik lokasi pengungsian.
Adapun bantuan yang disalurkan berupa Beras, Minyak sayur, Gula pasir, alat-alat kesehatan dan kebutuhan bayi. Selain itu Menteri Agama juga memberikan santunan kepada 10 keluarga korban dan bantuan biaya pengobatan korban luka-luka sebanyak 6 orang. (Emde)
COMMENTS