Ini Kata Ketua DPRD Banten: Soal Gizi Buruk di Banten, Pemerintah Tidak Gagal
0 menit baca
Bantenekspose.com -
Persoalan gizi buruk balita di Provinsi Banten masih menjadi sorotan publik dan
menjadi persoalan serius yang sedang dihadapi masyarakat.
Menurut Asep Rahmatullah, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD) Provinsi Banten, dari persoalan situasi dan kondisi seperti itu
tidak bisa digeneralkan, karena program pemerintah baik dari pemerintah pusat
hingga kabupaten / kota itu ada tentang penangan gizi buruk dalam konteks
balita khususnya.
"itu kan ada di posyandu penyuluhan-penyuluhan seperti
itu," kata dia kepada Bantenekspose.com saat ditemui di gedung DPRD
Banten, KP3B, Curug, Kota Serang, Selasa (27/3/18).
Kalau masih saja ditemukan posisi gizi buruk, lanjut Asep,
tidak bisa juga digeneralkan bahwa pemerintah gagal dalam menanggulangi konteks
kesehatan, tapi bisa saja dari pola hidup yang bersangkutan yang memang juga
tidak memahami tentang hidup sehat. Dia memaparkan biasanya kadang-kadang ada
pembiaran, kalau memang ini sudah menjadi fenomena, misalnya dari satu desa itu
ada seperti dinimika. Dinimika itu kan bukan karena apa? Tapi, akibat karena
memang jangkauan, ketika pemerintah hadir dan sigap menanggulangi akan selesai
juga.
"Tapi, kalau misalkan dari sekian ada satu, ada dua,
itu akan kembali lagi ke persoalan bagaimana pemahaman dilingkungan keluarga
tersebut terhadap konteks kesehatan," paparnya.
Dijelaskan Asep, persoalan gizi buruk ini ada faktornya
seperti perawatan ataupun hal-hal yang lainnya. Karena, disetiap desa ada yang
namanya posyandu, faktor gizi buruk itu mungkin saja faktor kurang pemahamannya
orang tua terhadap konteks perawatan anak atau hal yang lainnya.
"Tapi ini menjadi satu catatan khsusunya di sektor
kesehatan, gizi buruk tersebut menjadi PR semua, baik dinas kesehatan tingkat
kabupaten / kota maupun provinsi untuk penangan perosalan konteks
tersebut," jelasnya.
Kendati demikian, kata Asep, gizi buruk itu tidak bisa
digeneralkan, bahwa hal ini kadang-kadang komunikasi juga yang masih lemah.
Sehingga mengakibatkan apalagi posisinya sampai meninggal, tidak ditangani oleh
pihak rumah sakit atau penyuluh kesehatannya.