Bantenekspose.com - Kesadaran bahwa pendidikan begitu penting bagi anak-anaknya dan kewajiban menuntut ilmu menjadi penyemangat bagi Asn...
Bantenekspose.com - Kesadaran
bahwa pendidikan begitu penting bagi anak-anaknya dan kewajiban menuntut ilmu
menjadi penyemangat bagi Asnamin, untuk memperjuangkan keinginan anaknya menjadi
seorang DPR. Tak mengenal apa pekerjaan yang ia lakoni dan tak perduli berapa
besar biaya yang dikeluarkan untuk membiayai sekolah anaknya.
Sejak tahun 2015, anaknya
mulai duduk dibangku perkuliahan. Bermodalkan tekad dan kinginan anaknya serta
hasil kebun yang didapatkannya ketika musim panen lalu, ia mampu memasok
kebutuhan biaya yang harus dibayarnya. Mulai dari pembayaran semesteran Jurusan
Ilmu Pemerintahan yang cukup mahal, terkadang anaknya juga membantu pembayaran
kuliahnya sendiri.
Asnamin adalah seorang petani
di sebuah desa yang terletak di kecamatan Sindangresmi, Kabupaten Pandeglang.
Umurnya yang sudah mulai menua tak mengahalangi niat baik anaknya untuk
menuntut ilmu. Dia tak pernah bosan menjalankan rutinitas yang sudah lama ia
lakoni sejak kecil. Mulai berangkat ke kebun sebelum matahari terbit kemudian
pulang untuk sholat dhuhur dan kembali lagi berkebun sampai sebelum matahari
tenggelam.
“Begitulah rutinitas saya
setiap hari, kami tak menyebutnya ke kantor melainkan ke kantor. Bukan hanya
orang kota saja yang ke kantor. Petani seperti saya juga ke kantor, yakni
kebun,” ucapnya dengan sedikit tawa, Kamis (22/02/2018).
Bapak beranak tiga ini, tak
ingin nasib anaknya berakhir seperti dirinya yang harus putus sekolah sejak
Sekolah Dasar lantaran keterbatasan dana. Semua pekerjaan ia lakoni untuk
menutupi biaya hidupnya. Mulai menjadi petani, tukang panggul gabah hingga
menjadi buruh serabutan.
Baginya, tak gampang menjadi
seorang petani. Ia harus mampu memutar otak agar hasil panen bisa mencukupi
semua kebutuhan hidup. Meskipun hasil panen jika dihitung kelihat banyak,
tetapi sebenarnya keuntungan yang didapatkannya tak sebanding dengan modal yang
digunakan untuk menanami kembali sawahnya dan perawatannya.
Arti Penting Pendidikan
Meskipun ia hanya seorang
petani, tetapi dia begitu mengerti akan pentingnya pendidikan bagi
anak-anaknya. Ia paham bahwa perkembangan dunia tidak dapat dipungkiri akan
bertambah maju. Jika anak-anaknya tidak mengenyam pendidikan, maka akan jauh
tertinggal dibelakang. Ini semua dilakukannya lantaran memang sudah
kewajibannya sebagai orang tua untuk menyekolahkan anaknya.
Kalau orang di desanya
memilih untuk mencukupkan pendidikan anaknya sampai bangku sekolah menengah
keatas, tidak dengan naming, sapaan akrabnya. Naming begitu miris melihat
realitas apa yang terjadi didesanya. Padahal menurutnya kalau dilihat dari sisi
ekonomi, mereka lebih mampu bahkan berlebih jika mau menyekolahkan anak-anaknya
sampai perguruan tinggi.
Sedikit bercerita tentang
keadaan kampungnya, Naming mengatakan bahwa dari ratusan anak muda di desa,
bisa diitung dengan jari yang mau meneruskan pendidikannya dan tau arti
pentingnya pendidikan. Sebagian dari orang tua masih belum mengerti akan
pentingnya menuntut ilmu, begitu juga dengan anak-anaknya. Yang terlintas
dipikiran masyarakat hanya bagaimana mendapatkan kerja bermodalkan ijazah SMA.
Bahkan masyarakat sudah
pesimis terlebih dahulu tidak akan mampu menyelesaikan administrasi pembayaran
selama sekolah. “Padahal, kalau mereka niat dan mau pasti akan dipermudah
jalannya oleh Allah, rezeki itu sudah ada yang mengatur, apalagi buat
pendidikan ada saja rezeki yang datang ketika tiba waktu pembayaran,” ujarnya
dengan yakin.
Asnamin begitu bersyukur, anak-anaknya
mengerti akan pentingnya pendidikan. Ia hanya perlu mendukung dan mendoakan.
Sosok yang begitu ramah ini tak ingin apa yang ia alami dialami pula oleh
anaknya. Ia berusaha sekuat tenaga bahkan rela mengorbankan apapun demi
anaknya. Satu hal yang dipikirkannya hanyalah bagaimana mencari rezeki yang
barokah untuk membiayai anak-anaknya sekolah. Tak peduli bagaimana keadaan
rumah gubuk yang mulai rapuh, tak peduli atap rumah yang mulai bocor dan tak
peduli betapa tuanya motor yang menemani aktivitasnya sehari-hari. Baginya
kalau semua masih bisa digunakan, ia tidak akan mengganti dengan yang baru.
Menurutnya, menuntut ilmu
sampai setinggi-tingginya itu penting. Orang yang berilmu dan dapat bermanfaat
bagi masyarakat akan mempunyai derajat tersendiri. Tak mau kalah dengan
anak-anaknya, ia juga menuntut ilmu dengan caranya sendiri. Suami dari
Karnawati secara rutin membaca tafsiran ayat demi ayat yang terdapat di Al
Quran untuk mendamaiakan hati dan pikirannya. Dengan begitu, berarti ia sudah
menambahkan sedikit ilmu ke memory yang dipunyainya untuk diamalkan suatu saat
nanti ketika dibutuhkan.
Pandangannya Tentang Anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Asnamin sebagai sosok ayah
sekaligus kepala keluarga tak memaksakan anaknya untuk mengikuti kehendaknya
dalam menentukan masa depan. Ia percayakan semua masa depan kepada anaknya
masing-masing. Menurutnya, yang akan menjalani kehidupan itu anaknya bukan
dirinya, ia hanya perlu mengarahkan serta mendoakan apa yang dilakukan anaknya
untuk meraih masa depan yang diinginkan. Termasuk pilihan yang dijalankan putra
pertamanya-nya yang memilih untuk menggeluti dunia Politik.
Sebenarnya Naming kurang setuju
dengan pilihan anaknya, akan tetapi ia sadar bahwa bidang itu yang diminati
putranya semata wayangnya. Baginya menjadi seorang anggota Dewan itu cukup
berat, seorang anggota Dewan harus lari kesana kemari untuk memperjuangkan hak
rakyatnya. Seorang anggota Dewan dituntut harus sigap dalam menyampaikan
aspirasi rakyat. Seorang anggota Dewan di tentu bakal menghabiskan waktunya
untuk terjun di masyarakyat.
“Sebenarnya saya lebih setuju
kelak anak saya menjadi seorang PNS,” ucap pria ramah ini.
Namun, ia sadar tak mungkin
ia memaksakan kehendaknya. Ia begitu menyayangi putra-putrinya dengan caranya
sendiri. Sosok ayah satu ini membiarkan anaknya untuk menempuh jalan
kesuksesannya masing-masing. Entah apa yang bakal dilakukan anaknya, asalkan
itu pekerjaan yang halal dengan sepenuh hati orang tua akan mendukung dan
senantiasa mendoakan.
”Kita tak akan tau apa yang
akan terjadi dimasa depan, yang terpenting sekarang kita berusaha dan berdoa.
Semua sudah ada yang menentukan,” lontar Naming dengan yakain dan mantap.
Mengakhiri ceritanya, sebagai
orang tua ia berharap dimanapun putra – putrinya berada, kelak anak-anaknya
mampu mengamalkan ilmu yang diperolehnya saat ini untuk turut memajukan bangsa
dan Negara. Ia berharap kelak anaknya akan bermanfaat bagi masyarakat. Sebab ia
percaya bahwa sebaik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia yang lainnya.
(Aldo)
COMMENTS