Bantenekspose.com - Kecelakaan pesawat angkut milik Polri yang terjadi di wilayah laut Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau, menyisakan duka m...
Bantenekspose.com - Kecelakaan pesawat angkut milik Polri yang terjadi di wilayah laut Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau, menyisakan duka mendalam bagi Pelda Dedi Mulyadi. Anggota Unit Intelijen Kodim 0603 Lebak/Rem 064 Maulana Yusuf ini tengah gundah-gulana.
"Salah seorang di antara 13 korban itu adalah anak saya, Rizal. Saya sekarang tengah di perjalanan menuju Serang, Saya akan ke bidang Dokkes Polda Banten untuk mengetahui hasil tes DNA yang dilakukan oleh tim Mabes Polri terhadap korban yang ditemukan," ujar Pelda Dedi Mulyadi saat dihubungi wartawan, Ahad (4/12) sore.
Brigadir Dua Rizal Ilmi Himawan adalah anak pertama pasangan Pelda Dedi Mulyadi-Tati Darti, yang berdomisili di Kampung Beyeh, Desa Rahong, Kecamatan Malingping, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Sebelum menjadi polisi, Rizal pernah mendaftar dan mengikuti tahapan tes penjaringan calon siswa bintara TNI AD untuk mengikuti jejak ayahnya. Pada penentuan akhir (Pantukhir), Rizal tidak lulus.
Rupanya kualifikasi Rizal dilirik Polri. Tahun 2013 Rizal lulus sebagai bintara Polri dari Lemdikpol Polda Banten di Mandalawangi. Kemudian Rizal dipilih oleh Mabes Polri untuk melaksanakan tugas pada kejuruan fungsi penerbang. Alumnus SMAN 1 Malingping yang ganteng ini dikenal kalem dan murah senyum.
Berdasarkan manifes penerbangan yang dikeluarkan Direktorat Kepolisian Udara Baharkam Mabes Polri Lanud Pondok Cabe melalui Sprint Nomor 1495/XI/2016 bertanggal 3 Desember 2016, jumlah penumpang yang berangkat dalam pesawat penumpang tipe M-28 Skytruck itu adalah 15 orang. Pesawat bernomor registrasi P-4201 itu dipimpin Kapten Pilot AKP Budi Waluyo. Sabtu pagi sekitar pukul 07.30 WIB, pesawat jenis Cassa buatan PT Dirgantara Indonesia itu terbang menuju Pangkalpinang, Kabupaten Bangka Belitung (Babel).
Dari Pangkalpinang, pesawat menurunkan Brigadir Aris Sanyoko dan Bripda Angga. Sekira pukul 09.24 WIB pesawat kembali terbang dengan 13 penumpang menuju Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Namun, sekira pukul 11.00 WIB petugas petugas approach control Bandara Haji Fisabilillah Pangkalpinang kehilangan kontak saat pesawat berada di titik koordinat 0.17.321.N-104.50.518' E. Titik itu persis di perairan antara Pulau Mensanak dan Pulau Sebangka di wilayah Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau.
"Tim pencari menemukan tumpahan minyak cukup signifikan pada titik tersebut. Kami akan memfokuskan pencarian pada areal 200 nautical miles square. Titik itu berkedalaman kurang-lebih 24 meter. Pada kedalaman 23-32 meter, penyelam tidak memerlukan alat tambahan. Dan sejumlah potongan tubuh juga telah kami temukan," terang Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya Felicianus Henry Bambang Sulistyo saat konferensi pers.
Mantan Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional (Pangkohannas) dan Direktur Perencanaan Pertahanan (Direnhan) Kementerian Pertahanan ini, juga menjelaskan bahwa sebanyak 300 personel gabungan dilibatkan dalam tim pencarian dengan dibantu 15 unit kapal laut, 1 unit helikopter, dan 1 unit pesawat udara.
"Identifikasi terhadap potongan tubuh korban yang ditemukan di perairan Lingga tengah kami lakukan dengan melibatkan dokter ahli DNA dan Forensik dari Mabes Polri," jelas Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Dokkes) Polda Kepri AKBP Djarot Wibowo.
Kasubdit Peningkatan Profesi (Katrof) Direktorat Kepolisian Udara Badan Pemeliharaan Keamanan (Baharkam) Polri, Kombes Hendrawan menjelaskan bahwa pesawat nahas itu tengah melaksanakan tugas membawa personel polisi udara yang akan ditugaskan di tiga polda, yaitu di Polda Babel, Polda Sumsel, dan Polda Kepri.
"Pesawat itu tengah melaksanakan change crew atau rotasi personel. Personel itu seluruhnya dari Mabes Polri, akan dirotasi sebulan sekali dengan personel sebelumnya. Mereka itu akan ditempatkan di pos masing-masing," papar Kombes Hendrawan.
Pelda Dedi berharap tim DNA dan forensik segera mengumumkan hasil identifikasinya. "Saya belum tenang. Saya mendapatkan informasi bahwa anak saya berada dalam pesawat nahas itu tadi pagi. Saya berharap semoga anak saya ditemukan dalam keadaan selamat," ungkap Dedi. (Ago)
"Salah seorang di antara 13 korban itu adalah anak saya, Rizal. Saya sekarang tengah di perjalanan menuju Serang, Saya akan ke bidang Dokkes Polda Banten untuk mengetahui hasil tes DNA yang dilakukan oleh tim Mabes Polri terhadap korban yang ditemukan," ujar Pelda Dedi Mulyadi saat dihubungi wartawan, Ahad (4/12) sore.
Brigadir Dua Rizal Ilmi Himawan adalah anak pertama pasangan Pelda Dedi Mulyadi-Tati Darti, yang berdomisili di Kampung Beyeh, Desa Rahong, Kecamatan Malingping, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Sebelum menjadi polisi, Rizal pernah mendaftar dan mengikuti tahapan tes penjaringan calon siswa bintara TNI AD untuk mengikuti jejak ayahnya. Pada penentuan akhir (Pantukhir), Rizal tidak lulus.
Rupanya kualifikasi Rizal dilirik Polri. Tahun 2013 Rizal lulus sebagai bintara Polri dari Lemdikpol Polda Banten di Mandalawangi. Kemudian Rizal dipilih oleh Mabes Polri untuk melaksanakan tugas pada kejuruan fungsi penerbang. Alumnus SMAN 1 Malingping yang ganteng ini dikenal kalem dan murah senyum.
Berdasarkan manifes penerbangan yang dikeluarkan Direktorat Kepolisian Udara Baharkam Mabes Polri Lanud Pondok Cabe melalui Sprint Nomor 1495/XI/2016 bertanggal 3 Desember 2016, jumlah penumpang yang berangkat dalam pesawat penumpang tipe M-28 Skytruck itu adalah 15 orang. Pesawat bernomor registrasi P-4201 itu dipimpin Kapten Pilot AKP Budi Waluyo. Sabtu pagi sekitar pukul 07.30 WIB, pesawat jenis Cassa buatan PT Dirgantara Indonesia itu terbang menuju Pangkalpinang, Kabupaten Bangka Belitung (Babel).
Dari Pangkalpinang, pesawat menurunkan Brigadir Aris Sanyoko dan Bripda Angga. Sekira pukul 09.24 WIB pesawat kembali terbang dengan 13 penumpang menuju Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Namun, sekira pukul 11.00 WIB petugas petugas approach control Bandara Haji Fisabilillah Pangkalpinang kehilangan kontak saat pesawat berada di titik koordinat 0.17.321.N-104.50.518' E. Titik itu persis di perairan antara Pulau Mensanak dan Pulau Sebangka di wilayah Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau.
"Tim pencari menemukan tumpahan minyak cukup signifikan pada titik tersebut. Kami akan memfokuskan pencarian pada areal 200 nautical miles square. Titik itu berkedalaman kurang-lebih 24 meter. Pada kedalaman 23-32 meter, penyelam tidak memerlukan alat tambahan. Dan sejumlah potongan tubuh juga telah kami temukan," terang Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya Felicianus Henry Bambang Sulistyo saat konferensi pers.
Mantan Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional (Pangkohannas) dan Direktur Perencanaan Pertahanan (Direnhan) Kementerian Pertahanan ini, juga menjelaskan bahwa sebanyak 300 personel gabungan dilibatkan dalam tim pencarian dengan dibantu 15 unit kapal laut, 1 unit helikopter, dan 1 unit pesawat udara.
"Identifikasi terhadap potongan tubuh korban yang ditemukan di perairan Lingga tengah kami lakukan dengan melibatkan dokter ahli DNA dan Forensik dari Mabes Polri," jelas Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Dokkes) Polda Kepri AKBP Djarot Wibowo.
Kasubdit Peningkatan Profesi (Katrof) Direktorat Kepolisian Udara Badan Pemeliharaan Keamanan (Baharkam) Polri, Kombes Hendrawan menjelaskan bahwa pesawat nahas itu tengah melaksanakan tugas membawa personel polisi udara yang akan ditugaskan di tiga polda, yaitu di Polda Babel, Polda Sumsel, dan Polda Kepri.
"Pesawat itu tengah melaksanakan change crew atau rotasi personel. Personel itu seluruhnya dari Mabes Polri, akan dirotasi sebulan sekali dengan personel sebelumnya. Mereka itu akan ditempatkan di pos masing-masing," papar Kombes Hendrawan.
Pelda Dedi berharap tim DNA dan forensik segera mengumumkan hasil identifikasinya. "Saya belum tenang. Saya mendapatkan informasi bahwa anak saya berada dalam pesawat nahas itu tadi pagi. Saya berharap semoga anak saya ditemukan dalam keadaan selamat," ungkap Dedi. (Ago)
COMMENTS