BREAKING NEWS

Menguatkan Pencerahan Meninggalkan Kegelapan


Seiring
banyak ulama yang wafat meninggalkan kita, jejak dan warisan ilmunya. Duka sesal menyelimuti alam jiwa kita, betapa para guru mulia begitu cepat dipanggil yang maha kuasa, padahal sejatinya kita tengah dahaga dalam pengetahuan agama. Namun ini sudah terjadi, suatu situasional yang membatin hingga membuat sesak nafas ghiroh. 

Belakangan, dengan bersamaan cahaya-cahaya agama yang mulai redup, telah tumbuh subur kemaksiatan yang dibungkus dalam kebebasan kaum Milenial, dikemas dengan cara rapih berbasis online. Sex sekali lagi jadi sorotan, karena begitu liar dan bebasnya. 

Ditambahkan dengan kondisi yang direcoki oleh propaganda muslim fundamentalis, yang tergabung dalam gerakan Wahabi, menyeruak di atas tatanan kehidupan keagamaan muslim Indonesia yang sejak lama Istiqomah di madzhab Ahli Sunnah Wal Jama'ah. Dakwah mereka begitu massif, sistemik ditopang oleh pendanaan yang kuat. Mereka selalu menargetkan masjid-masjid untuk dikuasai. 

Muslim fundamentalis, mengambil peran agama sebagai alat dengan dasar hawa nafsu untuk kemudian menghilangkan spiritualitasnya, untuk kemudian menghilangkan substansinya, dan memisahkan antara teks dan konteks, antara ayat dan murod-nya, juga antara al- Qur'an dan tafsirnya. 

Tantangan ini sangat berat jika dibebani oleh sendiri, dan adalah keniscayaan untuk menyatu dalam upaya penyelamatan dan menyokong penguatan tatanan kehidupan keagamaan yang Istiqomah di jalan yang lurus, murni dan benar.  

Nasib umat, adalah tatapan. Sejarah jangan sampai mencatat kita, generasi kini yang tercerahi oleh ilmu, agama, keadaban dan kemanusiaan menjadi generasi yang abai terhadap dekadensi moral yang semakin akut. Sex bebas, percintaan yang kebelinger, relasi yang ngawur dengan praktik-praktik sex yang begitu bebasnya. 

Miris melihat konten-konten sex, video porno, video call dengan narasi sex, gambar-gambar vulgar. Jika bisa ditebak mungkin sudah jutaan konten sex yang merajela menyebar tanpa sensor dan tak terkendali. 

Ideologi transnasional, covid-19, sex bebas, dan gerakan desakralisasi agama semakin menjamur seiring dengan sikap kita yang acuh, tak perduli dan masabodo. 

Hari ini, melihat keadaan seperti itu, apa lagi jika tahun semakin beranjak hingga 5 tahun yang akan datang, apa dan bagaimna kondisi anak cucu kita nanti. Kita tidak perlu mewarisi kebodohan, mewarisi radikalitas, dan freesex. Tapi yang akan kita wariskan adalah agama, ilmu dan adab. 

Ada baiknya kita berkaca pada sikap Luqman al-Hakim dalam mensiasati persoalan kehidupan yang kemudian menyangkut keimanan, moralitas, dan tradisi baik. Tokoh sejarah ini adalah tokoh bijaksana yang dikenang dalam Surat Luqman ayat 13:

وَاِذۡ قَالَ لُقۡمٰنُ لِا بۡنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَىَّ لَا تُشۡرِكۡ بِاللّٰهِ ‌ؕاِنَّ الشِّرۡكَ لَـظُلۡمٌ عَظِيۡمٌ

“Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, ”Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang besar.”

Nasihat Luqman al-Hakim,  kepada anaknya di atas sama halnya dengan nasihat para Nabi yang mengajarkan tauhid dan menjauhi kesyirikan. Dan pada ayat-ayat berikutnya di surat yang sama, Luqman juga memberi beberapa nasihat lain.

  يٰبُنَىَّ اِنَّهَاۤ اِنۡ تَكُ مِثۡقَالَ حَبَّةٍ مِّنۡ خَرۡدَلٍ فَتَكُنۡ فِىۡ صَخۡرَةٍ اَوۡ فِى السَّمٰوٰتِ اَوۡ فِى الۡاَرۡضِ يَاۡتِ بِهَا اللّٰهُ ‌ؕ اِنَّ اللّٰهَ لَطِيۡفٌ خَبِيۡرٌ

 يٰبُنَىَّ اَقِمِ الصَّلٰوةَ وَاۡمُرۡ بِالۡمَعۡرُوۡفِ وَانۡهَ عَنِ الۡمُنۡكَرِ وَاصۡبِرۡ عَلٰى مَاۤ اَصَابَكَ‌ؕ اِنَّ ذٰلِكَ مِنۡ عَزۡمِ الۡاُمُوۡرِ

 وَلَا تُصَعِّرۡ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمۡشِ فِى الۡاَرۡضِ مَرَحًا ‌ؕ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخۡتَالٍ فَخُوۡرٍۚ

وَاقۡصِدۡ فِىۡ مَشۡيِكَ وَاغۡضُضۡ مِنۡ صَوۡتِكَ‌ؕ اِنَّ اَنۡكَرَ الۡاَصۡوَاتِ لَصَوۡتُ الۡحَمِيۡرِ

Artinya:

-(Luqman berkata), ”Wahai anakku! Sungguh, jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di bumi, niscaya Allah akan memberinya (balasan). Sesungguhnya Allah Mahahalus, Mahateliti.”

- “Wahai anakku! Laksanakanlah shalat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting.”

- “Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.”

- “Dan sederhanakanlah dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.”

Bila kita rangkum dari ayat-ayat di atas, beberapa pesan Luqman Al-Hakim kepada anaknya adalah pesan untuk:

1. Tidak mempersekutukan Allah
2. Peringatan untuk tidak berbuat dosa sekecil apapun
3. Mendirikan shalat
4. Beramar ma’ruf nahi munkar
5. Bersabar
6. Tidak berlaku sombong dan angkuh
7. Menyederhanakan cara berjalan
8. Merendahkan suara saat bicara. 

Perspektif hikmah dan kebijaksanaan dari sosok Lukman al-Hakim, juga menjadi pengingat dan pembanding untuk kemudian diterjemahkan dalam hehiupan yang riil. 

Agama, berisi ilmu dan petunjuk, juga taklif hukum Allah atas hambanya. Maka kerja kita adalah bagaimana menjelaskan agama sesuai ilmunya, sesuai dengan apa yang madzhab ajarkan secara metodologis (manhaji). 

من علامات النجح في النهايات الرجوع الى الله في البدايات 

Diantara ciri selamat di akhir itu adalah bersikap kembali ke Allah di awal waktu. 

Jalan keselamatan itu adalah cara beragama dengan pemahaman dan pandangan yang benar dari mayoritas umat Islam. Sebab umat Islam yang lurus dan kuat mempertahankan ajaran Islam yang benar adalah mereka yang mengikuti Sunnah Rasulullah Saw dan sunnahnya para sahabat nabi. Mereka pula lah yang menghindari kesesatan. 

ان أمتي لن تجتمع على ضلالة 

Sesungguhnya umat Muhammad tidak akan berkumpul dalam kesesatan. 

Kalimat akhir, bahwa mengajarkan umat yaitu ilmu agama, paham agama, tujuan beragama hingga perbedaan agama adalah berdasarkan keikhlasan, hingga dari sumber keikhlasan itu pula lah agama tersampaikan tanpa merusak tatanan lainnya. Maka pencerahan dimana bertempat tak boleh terhenti meski sekalipun langit rubuh. 

Penulis: Hamdan Suhaemi
Wakil Ketua PW GP Ansor Banten
Ketua PW Rijalul Ansor Banten
Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image