Bantenekspose.com - Medsos, kini tidak lagi sebagai jembatan komunikasi antara satu dengan yang lainnya, tapi sudah menjadi tatapan wajib...
Bantenekspose.com -Medsos, kini tidak lagi sebagai jembatan komunikasi antara satu dengan yang lainnya, tapi sudah menjadi tatapan wajib hampir setiap orang. Menulis status dan membagikan postingan tidak sebatas informatif, bersifat sains dan soal agama. Tapi, mengujarkan kebencian, pembunuhan karakter, membuat status dan postingan hoax menjadi sisi lain menu yang tersaji lewat medsos terutama Facebook.
Hoax Jadi Agama
Lebih tepat jika menyampaikan kabar dusta disebut hoax. Ada kesimpulan (thesa) sementara bahwa tidak berbuat hoax tak bisa makan. Ada pula anjuran, bahwa Android akan menjadi vital yang kemudian kedahsyatanya mengalahkan bom atom, itu artinya senjata massal itu kini bernama android (smart phone), mengarahkan banyak orang cukup melempar hoax (dusta atau bohong) hingga bersikap anti kemapanan, hoax pula mampum melahirkan sinisme sosial bahkan akan merusak tatanan kehidupan yang didasari nafas budaya dan tradisi. Ini (hoax), seperti iblis bermata perkutut. Lembut, manis, sayang tapi merusak.
Kita, ini sebenarnya sudah diingatkan oleh Syaikh Jamaludin Abi al-Faraji dalam kaitanya Iblis memiliki kemampuan super dalam menggelincirkan manusia kepada kehinaan, kenistaan dan dosa. Di kitabnya yaitu Talbisu Iblis, sang syaikh mengingatkan.
و ينبغي ان تعلم ان ابليس شغله التلبيس اول ما التبس عليه الامر فاعرض عن النص الصريح على السجود فاخذ يفاضل بين الا صول.
Sepatutnya perlu kalian ketahui bahwa dasar iblis merecoki atas sesuatu perkara maka bertolak pada nash al-Quran yang jelas terhadap penolakan sujudnya Iblis atas Adam As. Karena itu menjadi pokok segala sesuatu.
Dalam al-Quran yakni surat al-Araf ayat 12, Allah Swt telah berfirman.
خلقتني من نار و خلقته من طين
Artinya : Engkau ciptakan aku dari api sedangkan engkau menciptakan ia ( Adam ) dari tanah.
Ini, bisa dikatakan dasar malapetaka bagi manusia, berbuat mungkar, merusak, fasik dan membunuh. Dasar talbis (merecoki) dari pribadi iblis akibat kesombongan atau takabbur. Maka kesombongan itu juga yang hendak ditanam dalam benak manusia. Perilaku menghina, berbohong, berkhianat itu semua dasarnya kesombongan.
Bermedsos, kadang kita temukan kalimat atau ucapan tak senonoh, kata-kata kebencian, ungkapan permusuhan, atau lelucon yang menyinggung. Itu artinya ada sikap perlawanan (anti thesa) dengan ucapan yang tak kalah sadis dan melecehkan. Kausalitas antar pertemanan lebih didasari ketidak tahuan wujud yang faktual. Sebab komunikasi fisik jauh lebih bermanfaat, cukup saling tegur sapa, ucap kata-kata baik, saling lempar senyum, ucap maaf jauh lebih diterima jika saling berhadapan antara keduabelah pihak.
Dampak sistemik dari perilaku dan penyampaian hoax dan ungkapan kebencian di medsos adalah terjadi budaya bisu tapi curiga. Maka jalan upaya menggeser kondisi itu adalah konsistensi sikap atas kebenaran dan keadilan, sebab keduanya didasari rasa cinta.
Kita ingat sabda Rosulullah Saw yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, dalam kitabnya Shoheh Muslim.
لا تحاسدوا و لا تناجشوا و لا تباغضوا و لا تدابروا و لا يبع بعضكم على بيع بعض . وكونوا عباد لله اخوانا .
Artinya : janganlah saling hasud (iri dengki), dan jangan saling menjerumuskan, saling bermusuhan saling membenci dan jangan sekalian menjual dari atas kerugian sebagian lainya. dan jadilah kamu hamba-hamba Allah bersaudara.
Benci dan Membenci
Kenapa hoax saya pahami sebagai cikal dari kerusakan, sebab hoax tujuanya satu, apa itu? memaksa kebenaran atas kebenaran orang lain.
Materai untuk Damai
Merasa marah bahwa dalam Islam ada ulama yang dihina, direndahkan martabanya. Saya kira tak ada artnya materai Rp. 6000. Kebencian seperti ajaran agama bagi mereka, yang sudah lama tertanam. Jawaban kita adalah " untuk jera maka proses hukum " siapapun itu.
Penulis: Hamdan Suhaemi
Ketua PW Rijalul Ansor Prov. Banten
Hoax Jadi Agama
Lebih tepat jika menyampaikan kabar dusta disebut hoax. Ada kesimpulan (thesa) sementara bahwa tidak berbuat hoax tak bisa makan. Ada pula anjuran, bahwa Android akan menjadi vital yang kemudian kedahsyatanya mengalahkan bom atom, itu artinya senjata massal itu kini bernama android (smart phone), mengarahkan banyak orang cukup melempar hoax (dusta atau bohong) hingga bersikap anti kemapanan, hoax pula mampum melahirkan sinisme sosial bahkan akan merusak tatanan kehidupan yang didasari nafas budaya dan tradisi. Ini (hoax), seperti iblis bermata perkutut. Lembut, manis, sayang tapi merusak.
Kita, ini sebenarnya sudah diingatkan oleh Syaikh Jamaludin Abi al-Faraji dalam kaitanya Iblis memiliki kemampuan super dalam menggelincirkan manusia kepada kehinaan, kenistaan dan dosa. Di kitabnya yaitu Talbisu Iblis, sang syaikh mengingatkan.
و ينبغي ان تعلم ان ابليس شغله التلبيس اول ما التبس عليه الامر فاعرض عن النص الصريح على السجود فاخذ يفاضل بين الا صول.
Sepatutnya perlu kalian ketahui bahwa dasar iblis merecoki atas sesuatu perkara maka bertolak pada nash al-Quran yang jelas terhadap penolakan sujudnya Iblis atas Adam As. Karena itu menjadi pokok segala sesuatu.
Dalam al-Quran yakni surat al-Araf ayat 12, Allah Swt telah berfirman.
خلقتني من نار و خلقته من طين
Artinya : Engkau ciptakan aku dari api sedangkan engkau menciptakan ia ( Adam ) dari tanah.
Ini, bisa dikatakan dasar malapetaka bagi manusia, berbuat mungkar, merusak, fasik dan membunuh. Dasar talbis (merecoki) dari pribadi iblis akibat kesombongan atau takabbur. Maka kesombongan itu juga yang hendak ditanam dalam benak manusia. Perilaku menghina, berbohong, berkhianat itu semua dasarnya kesombongan.
Bermedsos, kadang kita temukan kalimat atau ucapan tak senonoh, kata-kata kebencian, ungkapan permusuhan, atau lelucon yang menyinggung. Itu artinya ada sikap perlawanan (anti thesa) dengan ucapan yang tak kalah sadis dan melecehkan. Kausalitas antar pertemanan lebih didasari ketidak tahuan wujud yang faktual. Sebab komunikasi fisik jauh lebih bermanfaat, cukup saling tegur sapa, ucap kata-kata baik, saling lempar senyum, ucap maaf jauh lebih diterima jika saling berhadapan antara keduabelah pihak.
Dampak sistemik dari perilaku dan penyampaian hoax dan ungkapan kebencian di medsos adalah terjadi budaya bisu tapi curiga. Maka jalan upaya menggeser kondisi itu adalah konsistensi sikap atas kebenaran dan keadilan, sebab keduanya didasari rasa cinta.
Kita ingat sabda Rosulullah Saw yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, dalam kitabnya Shoheh Muslim.
لا تحاسدوا و لا تناجشوا و لا تباغضوا و لا تدابروا و لا يبع بعضكم على بيع بعض . وكونوا عباد لله اخوانا .
Artinya : janganlah saling hasud (iri dengki), dan jangan saling menjerumuskan, saling bermusuhan saling membenci dan jangan sekalian menjual dari atas kerugian sebagian lainya. dan jadilah kamu hamba-hamba Allah bersaudara.
Benci dan Membenci
Kenapa hoax saya pahami sebagai cikal dari kerusakan, sebab hoax tujuanya satu, apa itu? memaksa kebenaran atas kebenaran orang lain.
Materai untuk Damai
Merasa marah bahwa dalam Islam ada ulama yang dihina, direndahkan martabanya. Saya kira tak ada artnya materai Rp. 6000. Kebencian seperti ajaran agama bagi mereka, yang sudah lama tertanam. Jawaban kita adalah " untuk jera maka proses hukum " siapapun itu.
Penulis: Hamdan Suhaemi
Ketua PW Rijalul Ansor Prov. Banten
COMMENTS