BREAKING NEWS

Faktor Ekonomi, Dinsos Akui Anjal di Kota Serang Sulit Ditangani

BantenEkspose.com – Pemerintah Kota Serang melalui Dinas Sosial (Dinsos) Kota Serang telah menjaring sekitar 15 orang anak jalanan (Anjal) dari hasil razia yang dilaksanakan petugas pada 12 Februari 2019 lalu. Berdasarkan pendataan, kelima belas anjal itu terdiri dari warga Kota Serang dan pendatang. Namun, yang menjadi mayoritas yakni warga setempat.

Adapun faktor penyebab dari masing-masing anjal sangat bermacam-macam, diantaranya faktor ekonomi, rumah tangga, dan kurang kasih sayang orang tua.

“Yang terjaring salah satunya ditanya kenapa? Atau pengen apa? Pengen beli HP (Handphone), anak kecil 12 tahunan. Pertama kepengen beli HP, yang kedua pengen cepet punya uang, alasannya buat main game ke Warnet,” kata Kepala Bidang Rehabilitasi dan Sosial pada Dinsos Kota Serang, H. Mustofa saat ditemui bantenekspose.com di kantornya, Senin (25/2/19).

Mustofa menjelaskan, ke depannya para anjal ini akan diberikan pembinaan dan pemahamanan. Berhubungan dengan mengamen di jalanan sebetulnya sudah ada Undang-Undang, mungkin karena belum semuanya teregistrasi. Ia mengakui, dalam memberikan pemahaman terhadap mereka (anjal) tidak semudah membalikan telapak tangan. Bahkan, sampai hari ini pun pihaknya masih meimkirkan yang malam hari masih berkeliaran sambil meminta-minta di jalanan.

“Itu belum, mungkin ke depan disemester 2 ini kita akan bergerak malam-malam juga,” ujarnya.

Mustofa menyebutkan, diawal tahun 2019 ini pihaknya sudah hampir 2 minggu berturut-turut menghalau atau war-war mengelilingi Kota Serang, dari perapatan yang satu ke perapatan yang lain.

“Memang agak sudah juga ya memberitahukan ke anak (anjal) bahwa itu adalah salah. Kita kan benturannya dengan keluarga juga sih,” imbuhnya.

 Selain itu, tambah Mustofa, pihaknya sudah melakukan pendekatan dengan berbagai macam cara, seperti outbond, walaupun latar belakanya berbeda-beda. Setidanyka, yang diinginkan informasi itu dapat diterima mereka. Tetapi itu tidak semudah membalikan telapak tangan.

“Memang harus akarnya yang disentuh, memang itu beragam-ragam dan berbeda-beda,” pungkas Mustofa.

Sementara itu, Kasi Rehabilitasi Anak dan Lanjut Usia, Hj. Hendri Sudiarni menuturkan, sekarang Dinsos sudah memiliki petuas yang biasa disebut pos sahabat anak. Kemudian pada 2018-2019 memiliki petugas tambahan yang namanya analisa, lalu ada wara-wiri.

“Dari mana Dinsos punya data anjal dari petugas, apa pnyebab jadi anak jalanan, apa sih rencana mereka setelah mengetahui bahwa Pemerintah Kota Serang melarang adanya anak-anak dijalan, darimana Dinsos tahunya, ya dari petugas-petugas ini,” tuturnya.

Setelah mengetahui, tambah Hendri, Dinas Sosial mengadakan pembinaan namanya caucing klinik atau peningkatan kapasitas kepemimpinan. Kemudian anjal diundang sesuai data dari para petugas. Tetapi tidak semuanya itu pun disesuaikan dengan kemampuan anggaran pemerintah.

“Tapi dimodifikasi sama pemerintah yang anak 14 tahun ke bawah yang kami undang orang tuanya.tapi kalau sudah 14-18 tahun anaknya yang diundang. Yang jadi narasumbernya juga bukan hanya Dinas saja, kita mah hanya meceritakan masalah program. Yang berkompetensi kan LPA (Lembaga Perlindungan Anak), Satpol-PP (penegak hukumnya), dari Dindik untuk menawarkan pendidikannya, dari Disnakertrans itu untuk menawarkan keterampilannya, apabila si anak itu sudah tidak mau sekolah lagi,” tutup dia. (emde)
Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image