Abrasi Pantai Ancam Pantura Tangerang Tenggelam
0 menit baca
![]() |
Abrasi pantai utara Kabupaten Tangerang sudah sangat menghawatirkan |
Tercatat
abrasi yang terus mengikis di pantai utara terparah, terjadi di beberapa titik
antara lain, di Desa Kohod, Desa Keramat, Desa Sukawali, Desa Ketapang, Desa
Tanjung Anom, Desa Karang Serang dan Kronjo. Ombak yang menerjang lahan
penduduk masing - masing Desa mencapai 130,07 Meter dari bibir pantai.
Darma,
pemerhati lingkungan pesisir utara menjelaskan, abrasi tersebut menimpa di
garis pantai sepanjang 51,2 km. Akibatnya, masyarakat juga yang paling
menderita akibat fenomena alam ini. Selain kerugian secara ekonomi, kerugian
sosial juga timbul akibat hilangnya daratan tersebut.
”Dampaknya, multiplayer
effect ujung-ujungnya bisa ke arah gangguan sosial,” jelas Darma.
Darma
juga menyebut, bila pemerintah daerah tidak mengambil langkah efektif untuk
menanggulangi abrasi pantai, tidak menutup kemungkinan pantura
terancam tenggelam.
"Harus
ada garis sepadan pantai (GSP), Hutan Bakau, Hutan Api-api dan Hutan
Nipah, tiga unsur itu baru bisa di sebut (Hutan Mangrove). Setelah itu
sungai dan turapnya, kemudian tambak ikan dan pemukiman. Bila tiga unsur itu
tidak ada , tidak menutup kemungkinan daratan pantura cepat atau lambat habis
terkikis,” terangnya.
Dikatakannya,
kehawatiran warga juga terjadi akan kejadian alam erupsi anak Gunung Krakatau.
Bila fedback pada tahun 1883,
tercatat dalam sejarah letusan besar gunung Krakatau terakhir, terdengar hingga
3.000 mil jauhnya, menimbulkan Tsunami dan gempa setidaknya 36.417 korban jiwa
, 20 juta ton sulfur dilepaskan ke atmosfer menyebabkan musim dingin
dan tervulkanik.
"Menurut
sejarah pada tahun itu daratan pantura tenggelam, itu dahulu daratan masih luas
dan masih banyak hutan. Nah kan saat ini daratan sudah habis,” bebernya.
Pantauan
media ini, di sepanjang bibir pantai Desa Surya Bahari hingga Desa Kohod,
melalui perahu speedboat nampak tak ada batu kali/ betonan turap untuk menahan
abrasi yang di buat oleh Pemerintah. (Adam)